Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misi Pemantau PBB Ditembaki

Kompas.com - 09/06/2012, 02:23 WIB

Damaskus, Jumat - Tim pemantau Perserikatan BangsaBangsa yang berusaha mencapai Hama, pusat kasus pembantaian terbaru di Suriah, ditembaki militer rezim. Mereka diserang senjata berat, peluru tajam, dan dibayangi pesawat pengintai tak berawak, hari Kamis (7/6).

PBB mengirim sedikitnya 300 pemantau tak bersenjata untuk memastikan solusi damai enam poin PBB dijalankan di Suriah. Sebanyak 12 orang di antaranya berasal dari Indonesia. Mereka disebar di wilayah rawan pertikaian bersenjata antara oposisi dan rezim Bashar al-Assad. Mereka bertugas selama 90 hari, dan akan berakhir pada 20 Juli.

Pada hari Kamis, sebagian kecil pemantau itu bergerak menuju Al-Kubeir di Provinsi Hama, Suriah tengah. Mereka ingin mengonfirmasi klaim oposisi bahwa di sana telah terjadi pembunuhan massal oleh milisi prorezim. Menurut oposisi, pembantaian terjadi sehari sebelumnya, menewaskan 87-100 warga sipil, di antaranya 11 perempuan dan anak-anak.

Di tengah perjalanan, tepatnya di pos penjagaan menuju Al-Kubeir, mereka dilarang melintas. Laporan itu sempat dibantah Damaskus. Menjelang petang, tim pemantau ini diberondong tembakan senjata berat. Pesawat-pesawat pengintai tak berawak pun membayangi mereka. Mereka terpaksa mundur, dan Jumat bergerak lagi ke Hama.

Sekjen PBB Ban Ki-moon, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, Kamis, mengonfirmasi, sekelompok pemantau PBB yang bergerak menuju Hama telah diserang. Senjata berat, peluru tajam, dan pesawat-pesawat pengintai tak berawak telah digunakan untuk menghadang para pemantau.

Para diplomat di dalam penjelasan tertutup DK PBB tentang Suriah mengutip Ban mengatakan, beberapa taktik telah digunakan untuk mencoba memaksa para pemantau tak bersenjata tidak meneruskan perjalanan ke Hama. Mereka menarik diri dari daerah di mana pasukan pemerintah dituduh telah menyerang.

Hambatan dari pasukan rezim Suriah terhadap tim pemantau itu seolah mengafirmasi tudingan oposisi terkait kasus Hama. Oposisi menegaskan, pasukan prorezim Assad telah melakukan pembantaian itu, meski dibantah keras oleh rezim.

Utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, mengecam serangan yang menghambat pemantau PBB itu. Dia mengatakan, krisis Suriah bisa dengan cepat ”lepas kendali” dan membuat negeri itu tercabik-cabik perang saudara.

Annan meluncurkan seruan baru kepada DK PBB untuk memperingatkan Assad tentang adanya ”konsekuensi nyata” jika dia tidak mematuhi enam poin jalan perdamaian internasional. Kekuatan dunia harus menekannya.

”Semakin lama kita menunggu, semakin gelap pula masa depan Suriah,” kata seorang diplomat mengutip penjelasan Annan dalam sidang DK PBB, hari Kamis di New York. Annan menyerukan tekanan ”yang padu” dan ”substansial” kepada Assad.

Barat, termasuk AS, tetap menghendaki aksi militer dan pergantian rezim atas Damaskus. Meski demikian, Rusia dan China kukuh menolak intervensi asing dan menyerukan dialog lintas kepentingan di Suriah.(AFP/REUTERS/AP/DWA/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com