Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggan Seksual Komersial Akan Dibina

Kompas.com - 05/06/2012, 18:51 WIB
Kornelis Kewa Ama Khayam

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Sosialisasi penyebaran HIV/AIDS berubah dari kelompok pekerja seks komersial ke pelanggan seks komersial. Kelompok pelanggan ini sangat rentan menyebarkan virus HIV kepada istri dan anak.

Staf Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Nusa Tenggara Timur (KPAP NTT), Gusti Brewon, mengatakan, pihak KPAP menyadari bahwa selama ini hanya kelompok pekerja seks komersial yang menjadi sasaran pendampingan, penyuluhan, dan pembinaan terkait penyebaran virus HIV.

"Padahal, kasus sebenarnya ada di pelanggan seks komersial. Mereka punya uang, kemudian menggunakan uang itu membeli seks," kata Brewon, Selasa (5/6/2012) di Kupang, NTT.

Sejumlah kasus membuktikan hal itu. Sejumlah oknum pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai swasta, seusai menerima uang bulanan, langsung menuju kompleks lokalisasi atau pusat hiburan malam, sampai uang itu habis. "Mereka membeli seks sekaligus penyakit untuk dibawa pulang ke rumah. Lalu istri yang tidak tahu-menahu mengenai kondisi kesehatan suaminya akhirnya ketularan penyakit itu, yang juga ke anak-anak," urai Brewon.

Ia mengatakan, agak sulit mencari dan mendeteksi kelompok pelanggan seks komersial ini. Akan tetapi dari gaya hidup, penampilan lahiriah, dan kebiasaan hidup tertentu bisa terdeteksi. Langkah yang dilakukan adalah dengan sosialisasi penggunaan kondom terhadap mereka, membangunkan kesadaran mengenai akibat kehidupan seks bebas (seks di luar rumah), dan penggunaan uang gajian yang tidak terkontrol.

Ia menyebutkan, pelanggan seks komersial ini tidak hanya masyarakat bawah, tetapi juga pejabat, PNS, pengusaha, kelompok karyawan swasta berduit, pegawai BUMN, dan lainnya. Kasus HIV/AIDS di NTT terus meningkat. Dari 918 kasus pada Desember 2011 menjadi 1.491 kasus pada bulan Maret 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com