Tripoli, Minggu -
Warga mengatakan suasana kembali tenang sejak tentara tiba di kota itu pukul 07.00. Sebelumnya, dua kelompok bersenjata yang bertikai saling menyerang menggunakan senapan mesin dan pelontar granat.
Seperti dikutip BBC, bentrokan terjadi di distrik Bab al-Tabbaneh dan Jebel Mohsen, yang masing-masing dihuni warga Sunni dan Alawite, kelompok pendukung Al-Assad. Korban berjatuhan di distrik Bab Al-Tabbaneh, yang antirezim Suriah.
Sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari, suara tembakan, roket, dan ledakan granat terdengar silih berganti. Dewan Keamanan Nasional Lebanon menyebutkan, serangan terjadi bergantian, ditingkahi letusan senapan penembak jitu yang mengincar warga setempat.
Salah satu milisi asal Jebel Mohsen mengatakan, pertempuran itu terjadi sebagai balasan kaum Alawite terkait serangan Sunni beberapa waktu lalu.
Kelompok Sunni menyerang kubu pendukung Al-Assad setelah ulama mereka, Shadi al-Moulawi, ditahan karena tuduhan terorisme, pertengahan Mei lalu. Al-Moulawi disebut ditangkap karena membantu pengungsi Suriah. Tidak terima dengan penangkapan pemimpin mereka, kaum Sunni menyerang Alawite sehingga lima warga tewas.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati bersama sejumlah politisi Tripoli berupaya meredam pertikaian yang terjadi dengan mengunjungi lokasi bentrokan. Mikati meminta pasukan keamanan bersikap tegas mengatasi bentrokan itu.
Namun, Mikati meminta petugas keamanan bersikap netral dan tidak memihak. ”Tentara Lebanon harus bertindak cepat menghentikan bentrokan tanpa diskriminasi,” kata Mikati.
Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, mengingatkan pertikaian Sunni dengan Syiah Alawite di Suriah dapat meluas setiap saat, terutama di perbatasan. ”Atasi segera, jangan sampai dunia internasional turun tangan karena pemerintah setempat tidak mampu mengatasi pertikaian dua kubu,” kata Annan.