Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tak Usir Diplomat Suriah

Kompas.com - 31/05/2012, 15:12 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia tak meniru langkah sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Australia yang mengusir diplomat Suriah menyusul aksi kekerasan yang menewaskan sekitar 100 warga sipil di Houla, Suriah.

"Tidak ada rencana untuk mengusir siapa pun juga. Karena justru menurut hemat kami, pada saat ini, ketika situasi semakin memburuk dan memprihatinkan, justru kita perlu menjalin komunikasi. Ini untuk menyampaikan keprihatinan-keprihatinan kita," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Jakarta, Kamis (31/5/2012).

Namun, Marty mengatakan, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Kepala Perwakilan Suriah di Jakarta untuk menyampaikan pandangan Indonesia tentang situasi di Suriah.

Sebelumnya, tujuh pemerintah Barat mengusir para diplomat Suriah dalam satu tindakan terkoordinasi terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Menlu Perancis Laurent Fabius menyebut Bashar seorang pembunuh dan Menlu Australia Bob Carr mengatakan, mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan di kota Houla harus dihukum.

"Bashar al-Assad adalah pembunuh rakyatnya. Ia harus mundur. Makin cepat makin baik," kata Fabius dalam satu wawancara dengan surat kabar Le Monde.

Australia, Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, dan Spanyol mengumumkan pengusiran itu setelah saling melakukan konsultasi mengenai yang mereka sebut tingkat aksi kekerasan yang tidak dapat diterima.

Tindakan itu merupakan tahap baru dalam usaha internasional untuk menghentikan tindakan keras terhadap pemberontakan 14 bulan terhadap Bashar dan memaksa dia untuk mundur.

Bencana terbaru adalah pembunuhan termasuk wanita dan anak-anak di Houla, Jumat, kendatipun masyarakat internasional semakin frustrasi atas kegagalan rencana perdamaian yang ditengahi PBB untuk menghentikan pertumpahan darah di Suriah.

Menlu Inggris William Hague mengatakan, pengusiran-pengusiran itu bertujuan untuk menyatakan kepada Bashar dan elite Suriah lainnya bahwa waktunya telah habis bagi mereka untuk memenuhi rencana perdamaian itu.

"Dunia, masyarakat internasional, ngeri atas aksi kekerasan yang terus terjadi oleh pemerintah, pembunuhan begitu banyak orang yang tidak bersalah, terakhir di Houla," kata Hague.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

    PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

    Nasional
    Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

    Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

    Nasional
    MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

    Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

    Nasional
    Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

    Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

    Nasional
    Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

    Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

    Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

    Nasional
    FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

    FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

    Nasional
    Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

    Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

    Nasional
    Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

    Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

    Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

    Nasional
    Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

    Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

    Nasional
    Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

    Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

    Nasional
    Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

    Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

    Nasional
    MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

    MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com