Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Buka Kasus Kriminal Sukhoi

Kompas.com - 11/05/2012, 09:12 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com — Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus kriminal berkaitan dengan kecelakaan pesawat Rusia Sukhoi Superjet100 di Indonesia, yang penumpangnya berjumlah setidaknya 45 orang belum ditemukan.

Juru bicara komite Vladimir Markin mengatakan, penyelidikan jatuhnya pesawat komersial Sukhoi Superjet 100 dimulai pada hari Kamis.

"Sebagai bagian dari kasus pidana, peneliti harus menganalisis prosedur pelatihan kru pesawat sebelum penerbangan dan untuk menilai kondisi teknis pesawat itu sendiri sebelum meninggalkan Rusia," katanya kepada wartawan.

Teknisi yang mempersiapkan pesawat untuk penerbangan dan karyawan Sukhoi Sipil Aircraft (SCA) yang bertanggung jawab untuk proyek Superjet 100 juga akan diperiksa, katanya.

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan itu.

Pesawat tersebut lepas landas dari pangkalan udara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur, tetapi kemudian Sukhoi Superjet 100 kehilangan kontak pada pukul 14.25, Rabu, ketika mencoba untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki.  Satu tim pencarian melihat reruntuhan pesawat yang hilang itu di sisi Gunung Salak, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis pagi.

Menurut seorang pejabat Indonesia, tim penyelamat telah tiba di tempat kecelakaan itu dan telah menemukan mayat-mayat, tetapi sejauh ini tidak ada yang selamat.

Presiden SCA Vladimir Prisyazhnyuk mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat itu membawa 45 orang, termasuk delapan warga Rusia, seorang warga Perancis, seorang warga Amerika Serikat, dua orang warga Italia, dan 33 orang warga Indonesia.

Laporan-laporan lain mengenai jumlah orang di dalam pesawat tersebut bervariasi, antara 46 dan 50 orang .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com