Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kucing-kucingan dengan Tim Pemantau

Kompas.com - 26/04/2012, 03:47 WIB

Utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, mulai tampak putus asa melihat terus berlanjutnya aksi kekerasan di Suriah pasca-kehadiran tim monitor PBB di negeri itu. Ia menegaskan kondisi di Suriah saat ini sungguh tidak bisa diterima.

Annan dalam laporannya ke forum sidang tertutup DK PBB, Senin (23/4), akan meminta Presiden Bashar al-Assad segera menunjuk tim perunding untuk memulai dialog politik tentang peralihan menuju era demokrasi di Suriah.

Pernyataan Annan tentang keinginannya agar Presiden Assad segera menunjuk juru runding itu sesungguhnya merupakan kunci solusi Suriah saat ini. Dialog politik itu merupakan salah satu dari enam butir usulan solusi Kofi Annan.

Dalam konteks itu akan diuji sejauh mana ketulusan dan keseriusan pemerintah dan kubu oposisi bersedia menerima enam butir usulan damai Kofi Annan dengan kesediaan mereka memasuki dialog politik itu.

Perundingan politik kini dirasakan semakin mendesak segera dilakukan untuk solusi Suriah, mengingat tidak ada tanda-tanda akan berakhirnya aksi kekerasan di negara itu pascakehadiran tim monitor PBB sejak pekan lalu.

Berita dari Suriah saat ini masih didominasi oleh jatuhnya korban tewas dalam jumlah besar akibat aksi kekerasan yang tak berhenti. Sumber oposisi seperti dikutip harian Asharq al Awsat, Rabu, menyebutkan, 685 korban tewas sejak berlakunya gencatan senjata yang digalang Kofi Annan dua pekan lalu.

Bahkan, pasukan pemerintah kini menggunakan taktik main kucing-kucingan dengan tim monitor PBB di lapangan. Ketika tim monitor PBB mengunjungi kota Hama hari Minggu lalu, kota itu terlihat tenang.

Namun, sehari setelah tim monitor meninggalkan kota Hama, pasukan pemerintah kembali menggempur kota tersebut. Bahkan, pasukan pemerintah melakukan tindakan hukuman mati terhadap sembilan aktivis di kota Hama yang mengadakan pertemuan dan bekerja sama dengan tim monitor PBB.

Juru bicara Kofi Annan, Ahmed Fawzi, mengungkapkan, pasukan pemerintah menangkap dan bahkan membunuh para aktivis yang bertemu dan berbicara dengan tim monitor.

Menlu AS Hillary Clinton juga mengaku cemas atas tindakan pasukan pemerintah membunuh para aktivis yang diketahui bertemu dan bekerja sama dengan tim monitor PBB.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com