Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga TKI Diduga Korban Perdagangan Organ Tubuh

Kompas.com - 22/04/2012, 21:36 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Tiga tenaga kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat tewas di Malaysia dalam kondisi tak wajar. Mereka diduga merupakan korban perdagangan organ tubuh manusia.

Ketiga TKI itu, seperti tertulis dalam siaran pers Migrant Care, Minggu (22/4/2012) masing-masing adalah Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noon.

Mereka dipulangkan dari Malaysia pada tanggal 5 April 2012 dalam keadaan tidak bernyawa. Mereka diduga kuat adalah korban penjualan organ tubuh.

Menurut Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, dugaan tersebut berawal dari keterangan pihak keluarga. "Di dalam tubuh ketiga jenazah tersebut ditemukan jahitan tidak wajar, yakni di kedua mata, dada, dan perut bagian bawah," ujar dia.

Sementara, surat keterangan dari KBRI Kuala Lumpur nomor 0817/SK-JNH/04/2012, nomor 0818/SK-JNH/04/2012, dan nomor 0819/SK-JNH/04/2012 yang ditandatangani Heru Budiarso (Sekretaris Kedua Konsuler) tidak melakukan pengecekan atas sebab-sebab kematian terhadap ketiga TKI tersebut.

Atas dugaan tersebut, keluarga korban dengan didampingi oleh Koslata dan Migrant CARE berencana menemui Direktorat Perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri untuk meminta penjelasan sekaligus pertanggung-jawaban atas kasus tersebut, Senin (23/4/2012) besok.

Menurut Anis, kasus ini menjadi ujian nyata dari implementasi ratifikasi Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Buruh Migran dan Anggota Keluarganya yang baru saja disahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com