Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Mengingat Sejarah Represi AS

Kompas.com - 20/04/2012, 02:17 WIB

Ada kejadian kecil yang menarik saat Presiden AS Barack Obama berkunjung ke Negara Bagian Michigan, AS, Rabu (18/4). Presiden kulit hitam pertama dalam sejarah AS itu menyempatkan diri duduk di dalam bus bersejarah, tempat aktivis kulit hitam Rosa Parks mendapat perlakuan rasis.

Foto yang dirilis Gedung Putih menunjukkan Obama duduk sendirian di salah satu bangku berwarna hijau di dekat jendela. Obama tampak memandang ke luar jendela, terdiam.

Bus, yang kini menjadi salah satu koleksi Museum Henry Ford di kota Dearborn, Michigan, itu, memiliki makna penting dalam sejarah gerakan hak-hak sipil di Amerika.

Menurut keterangan pihak museum di laman resmi www.thehenryford.org, bus itu dulunya adalah bus kota yang melayani transportasi publik di kota Montgomery, Alabama, salah satu negara bagian di selatan AS yang memiliki sejarah panjang segregasi ras.

Pada era 1950-an, segregasi ras bahkan diterapkan sebagai aturan resmi di ruang publik. Itu adalah era saat semua orang tak bisa membayangkan seorang warga kulit hitam, seperti Obama, akan bisa menjadi Presiden Amerika Serikat.

Pemerintah kota Montgomery waktu itu menerapkan aturan pembagian tempat duduk di dalam bus kota berdasarkan ras. Bagian depan bus diperuntukkan khusus bagi warga kulit putih, sementara warga kulit hitam harus duduk di bagian belakang bus.

Jika bus penuh dan ada warga kulit putih yang tak kebagian tempat duduk, sopir bus berhak meminta warga kulit hitam memberikan tempat duduknya kepada si kulit putih.

Di dalam bus itulah, pada 1 Desember 1955, aktivis kulit hitam Rosa Parks, yang sudah mematuhi aturan dengan duduk di kursi kulit hitam, dipaksa menyerahkan tempat duduknya kepada seorang warga kulit putih.

Rosa menolak perintah itu, yang membuat ia ditangkap polisi dan ditahan dengan tuduhan melanggar aturan pemerintah yang disebut ”Hukum Jim Crow”.

Insiden itu memicu gerakan Boikot Bus Montgomery yang dipimpin oleh Martin Luther King Jr, seorang pendeta muda yang kelak akan menjadi pahlawan gerakan persamaan hak sipil warga kulit hitam AS.

Gerakan boikot meluas hingga hampir seluruh negara bagian di selatan AS dan menjadi awal gerakan nasional hak-hak sipil warga Afrika-Amerika di negara itu. Berkat gerakan itu, setengah abad kemudian seorang kulit hitam benar-benar menjadi presiden AS.

”Saya duduk di sana sebentar, dan merenungkan kembali keberanian dan kegigihan yang menjadi bagian sejarah kita akhir-akhir ini, tetapi juga jadi bagian dari barisan panjang orang-orang yang kadang tak dikenal, tak tercatat dalam buku sejarah, tetapi secara gigih menuntut martabat mereka, dan bagian mereka dari mimpi Amerika,” tutur Obama setelah turun dari bus warna kuning itu, seperti dikutip AFP. (DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com