Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ultimatum Korut: Korsel Minta Maaf atau Hadapi Perang!

Kompas.com - 19/04/2012, 15:30 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Korea Utara menuntut permintaan maaf dari Korea Selatan atas yang disebutnya "penghinaan" selama masa perayaan hari kelahiran pendiri negara itu, Kim Il-sung beberapa waktu lalu. Jika Korea Selatan (Korsel) menolak meminta maaf, maka negara itu harus siap menghadapi "perang suci".

Korea Utara (Korut) menggelar perayaan besar-besaran untuk memperingati 100 tahun "Hari Matahari", hari kelahiran Kim Il Sung, pendiri negara itu, yang jatuh pada Minggu (15/4/2012).

Peluncuran roket pada Jumat (13/4/2012) seharusnya menjadi puncak perayaan tersebut. Namun, roket itu meledak hanya dua menit setelah diluncurkan.

"Rezim boneka para pengkhianat harus segera meminta maaf atas kejahatan serius dengan mencemarkan perayaan Hari Matahari," demikian pernyataan bersama Pemerintah Korut, partai berkuasa, dan berbagai kelompok sosial, yang disampaikan pada situs kantor berita negara itu, Kamis (19/4/2012).

Jika tidak, maka rakyat dan militer Korut "akan melepaskan amarah luar biasa dan menggelar perang suci pembalasan untuk membinasakan para pengkhianat di tanah ini".

Ancaman itu merupakan respons pernyataan Presiden Korsel Lee Myung-bak dan media-media konservatif negara itu. Mengomentari peluncuran roket yang gagal itu, Lee mengatakan bahwa biaya peluncuran roket yang diperkirakan mencapai 850 juta dollar AS itu seharusnya bisa digunakan untuk membeli 2,5 juta ton jagung untuk memberi makan rakyat Korut yang kelaparan.

"Pengkhianat Lee Myung-bak memimpin ketika melontarkan umpatan selama masa perayaan," bunyi pernyataan Korut.

"Itu penghinaan tak terampuni terhadap pemimpin, sistem, dan rakyat kita; dan sebuah provokasi jahat yang memicu kemarahan besar di kalangan rakyat."

Pemerintah Korut berkali-kali menuntut permintaan maaf dari Korsel atau menghadapi perang sejak pemimpin mereka, Kim Jong-il, meninggal pada Desember 2011. Di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, putra Kim Jong Il, negara komunis itu terus menunjukkan permusuhan dengan Korsel.

Korut mengatakan, roketnya bertujuan untuk meletakkan roket damai ke orbit. Namun, Amerika Serikat dan negara-negara lain menyebut langkah itu merupakan uji coba untuk peluncuran rudal jarak jauh yang dilarang di bawah resolusi PBB.

Washington juga menyebut peluncuran roket itu sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan bilateral AS dengan Korut. AS kemudian menangguhkan rencana pengiriman bantuan pangan.

Pemerintah Pyongyang juga memperingatkan soal pembalasan, dan menuduh AS menunjukkan sikap permusuhan. Korut tidak menyebut bentuk pembalasan itu. Sejumlah pakar meyakini, tindakan itu berupa uji coba nuklir. Namun, pakar lainnya memprediksi bahwa pembalasan itu berwujud serangan perbatasan dengan Korsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com