BEIJING, RABU -
Sejak pekan lalu, hubungan kedua negara kembali menegang. Kondisi itu menyusul sejumlah insiden keluar masuknya kapal dari kedua negara di perairan sekitar Beting (dangkalan) Scarborough yang diperebutkan.
Beting berbentuk tapal kuda, yang terdiri dari gugusan karang dan pulau-pulau kecil tandus, itu berada sekitar 230 kilometer dari Pulau Luzon, Filipina, atau sekitar 1.200 kilometer dari Pulau Hainan, China.
Weimin menambahkan, panggilan pertama dilakukan Wakil Menteri Luar Negeri China Fu Ying atas diplomat senior (charge’ d’affaires) Filipina di Beijing, Alex Chua, Minggu (15/4). Hal yang sama kembali dilakukan pada Rabu kemarin.
”Dia (Ying) menekankan, pelecehan oleh kapal perang Filipina terhadap para nelayan dan kapal-kapal nelayan China sudah menarik perhatian kami,” ujar Weimin.
Meski demikian, China meminta Filipina agar tetap menghormati komitmen yang telah dihasilkan bersama, termasuk dengan segera menarik kapal-kapalnya dari perairan itu.
”Dengan begitu, perairan Kepulauan Huangyan bisa kembali damai dan stabil,” kata Weimin, mengutip Ying.
China menyebut beting itu Kepulauan Huangyan, sementara Filipina menyebutnya Beting Panatag. Filipina sebelumnya mengajak China membawa sengketa itu ke Mahkamah Internasional, tetapi ditolak mentah- mentah.