Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen NATO "Payah"

Kompas.com - 16/04/2012, 20:23 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Akhirnya, kelompok Taliban sukses membobol pertahanan Afganistan pascaserangan kelompok tersebut. Sebagaimana warta AFP pada Senin (16/4/2012), Presiden Afganistan Hamid Karzai menuding intelijen pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terbilang "payah".

Memang, setelah sempat menyerang selama 18 jam tak henti, Taliban dilumpuhkan pasukan Afgnistan. Sebelumnya, pasukan Taliban menyamar sebagai perempuan berburqa saat menggempur Afganistan. "Penyusupan teroris di Kabul dan propinsi lain adalah kegagalan sandi bagi kami dan terutama NATO serta harus diselidiki sungguh-sungguh," kata pernyataan Karzai.
   
Presiden Karzai justru memuji keberanian dan pengorbanan pasukan keamanan, yang cepat dan tepat waktu menanggapi serangan Taliban. "Pasukan keamanan Afganistan membuktikan kepada masyarakat bahwa mereka berhasil mempertahankan negara," katanya.
   
Serangan di Kabul dan sejumlah propinsi tetangganya pada Minggu hingga malam Senin itu menewaskan 11 anggota pasukan keamanan dan empat warga serta melukai 32 warga dan sekitar 42 anggota keamanan, kata Karzai. "Tiga puluh enam anggota Taliban juga tewas di seluruh negeri itu," kata kementerian dalam negeri.
   
Ledakan dan tembakan mengguncang ibu kota Afghanistan pada Minggu dengan kedutaan dan pangkalan tentara asing menjadi sasaran. Taliban mengatakan hal itu sebagai awal perang musim semi.
   
Serangan itu menimbulkan kekhawatiran atas kegentingan keamanan di Afganistan saat NATO bersiap menarik 130.000 tentaranya pada akhir 2014 dan menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Afganistan. "Keberhasilan mereka memukul serangan rumit serentak itu menunjukkan tingkat cukup canggih dalam pelacakan pencegahan, sehingga itu adalah kegagalan sandi," kata Martine van Bijlert dari Jaringan Pengulas Afganistan.
   
"Tapi, dengan mengatakan itu, di kota besar ramai seperti Kabul, sangat sulit menghentikan serangan seperti itu," katanya.
   
Pasukan keamanan Afganistan memimpin dalam melawan serangan itu, yang akhirnya dipadamkan pada Senin pagi. Akan tetapi, juru bicara pasukan NATO di negara itu menyatakan memberikan dukungan udara dalam menanggapi permintaan dari pihak Afganistan.
   
NATO dengan cepat memuji kinerja tentara Afganistan itu, yang semakin mampu mengambil alih tugas keamanan di seluruh negeri tersebut. "Saya sangat bangga dengan kecepatan pasukan keamanan Afganistan menanggapi serangan di Kabul," kata Jenderal John Allen, panglima Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO.
   
"Mereka segera berada di tempat kejadian, dipimpin dan tergalang dengan baik. Mereka memadukan upaya, membantu melindungi warga mereka dan secara umum mengurung pemberontak," katanya.
   
Duta Besar Amerika Serikat Ryan Crocker menyatakan kemampuan pasukan keamanan Afganistan menanggapi serangan itu merupakan tanda jelas kemajuan, sementara ISAF mengecap serangan tersebut "tidak efektif".
   
Kedutaan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Jepang ditembaki saat kelompok Taliban menyerang kantong diplomatik kota itu dan mencoba menyerbu parlemen, yang memicu baku tembak ketika anggota parlemen dan pengawalnya balas menembak dari atap.
   
Di luar ibu kota itu, Taliban menyerang gedung pemerintah di provinsi Logar, bandar udara di Jalalabad dan sarana polisi di kota Gardez di provinsi Paktya. Serangan itu menandai gempuran terbesar di ibu kota tersebut dalam 10 tahun perang dalam hal penyebarannya dan penggalangannya, kata pengamat.
   
Pada September 2011, serangan Taliban menyasar tempat termasuk kedutaan Amerika Serikat dan markas pasukan asing di Kabul menewaskan sedikitnya 14 orang dalam pengepungan 19 jam. Pada Agustus, sembilan orang tewas sesudah pengebom jibaku menyerang pusat kebudayaan British Council.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com