Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Serukan Gencatatan Senjata di Sudan

Kompas.com - 13/04/2012, 11:07 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Dewan Keamanan PBB, Kamis (12/4), menyerukan gencatan senjata "segera" antara Sudan dan Sudan Selatan, setelah berhari-hari pertempuran di wilayah perbatasan yang disengketakan sehingga mengancam perang besar-besaran.

Semua 15 anggota Dewan menyampaikan "kekhawatiran yang yang mendalam dan bertambah besar dengan peningkatan konflik tersebut", kata utusan Washington Susan Rice, yang membacakan pernyataan atas nama kelompok itu.

Bentrokan sengit, yang terburuk sejak Sudan Selatan memproklamasikan kemerdekaan pada Juli -setelah perang saudara paling lama di Afrika, telah membuat kedua bekas musuh tersebut sangat dekat kembali ke perang besar-besaran.

Di dalam pernyataannya yang dikutip AFP, Jumat pagi, Dewan Keamanan menuntut "diakhirinya segera, total dan tanpa syarat semua pertempuran ... pemboman udara ... kekerasan lintas perbatasan".

Dewan tersebut juga menuntut Tentara Pembebasan Rakyat Sudan mundur dari kabupaten strategis penghasil minyak, Heglig, dan mendesak pemimpin kedua negara agar bertemu "secepatnya", setelah pembicaraan pada 3 April dibatalkan. Dewan Keamanan PBB "akan melakukan tindakan lebih lanjut sebagaimana diperlukan", tambah Rice yang memimpin Dewan untuk bulan April.

Pertempuran meletus, Selasa, ketika tentara Sudan Selatan menguasai Heglig, yang menghasilkan sekitar separuh minyak mentah negeri itu, sehingga memicu terhentinya semua produksi. Pada Kamis, pesawat pembom Sudan menyerang satu jembatan strategis Sudan Selatan di ujung Bentiu, ibu kota negara bagian perbatasan penghasil minyak Unity dan berada sekitar 60 kilometer dari tempat pertempuran telah berkecamuk.

Sudan membantah telah melancarkan serangan udara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com