Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Suriah Digaji

Kompas.com - 03/04/2012, 02:43 WIB

Kairo, Kompas - Keputusan tersendiri dari konferensi para sahabat Suriah menghasilkan keputusan yang jauh lebih tajam. Isinya antara lain agar oposisi Suriah diberi senjata canggih dan diberi gaji. Ini berbeda dengan rekomendasi resmi konferensi, yang berakhir Minggu (1/4) malam.

Di ruang tertutup, sebuah komite yang terdiri atas 11 negara— seperti diberitakan harian Mesir Asharq al-Awsat—Senin (2/4), telah dibentuk. Tugas komite itu membahas opsi mempersenjatai Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dengan senjata canggih.

Di antara 11 negara itu ada negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan Turki. AS tidak termasuk dalam anggota komite tersebut. Anggota GCC adalah Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

GCC tengah membahas teknis pembayaran gaji untuk FSA oleh GCC. Ini bertujuan mendorong lebih banyak personel militer Pemerintah Suriah membelot.

Sebelumnya, Dewan Nasional Suriah (SNC) sudah mengonfirmasi bahwa anggota FSA akan mendapat gaji bulanan. Menurut SNC, GCC akan mengucurkan dana jutaan dollar AS per bulan untuk SNC.

Ketua SNC Burhan Ghalioun dalam forum konferensi para sahabat Suriah mengatakan, ”SNC akan mewakili GCC dalam pembayaran gaji bulanan FSA.”

Di ruang tertutup terjadi perbedaan pendapat antara GCC dan Barat soal rencana mempersenjatai FSA. Dikatakan, GCC bersemangat mempersenjatai FSA, tetapi Barat ragu-ragu. Anggota GCC yang paling bersemangat mempersenjatai FSA adalah Arab Saudi.

Menlu Arab Saudi Pangeran Suud Faisal di ruang tertutup itu menyatakan keprihatinannya karena aksi kekerasan di Suriah terus berlanjut. Menurut Faisal, misi mantan Sekjen PBB Kofi Annan ke Suriah tidak cukup. ”Dewan Keamanan PBB harus kembali bergerak untuk menghentikan aksi kekerasan di Suriah.”

Harian Asharq al-Awsat juga mengungkapkan, Menlu AS Hillary Clinton di ruang tertutup mengatakan, Rusia kemungkinan menyetujui pembentukan zona aman atau zona penyangga di Suriah. Ini bertujuan untuk memudahkan alokasi bantuan kemanusiaan jika misi utusan khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah Kofi Annan gagal lagi.

Clinton mengungkapkan, bisa juga dibentuk pasukan perdamaian internasional untuk menjaga zona aman itu. Di Baghdad, Irak, Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki mengkritik Arab Saudi dan Qatar yang amat bersemangat mempersenjatai FSA.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com