Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akan Bangun Perisai Pertahanan Rudal di Asia

Kompas.com - 27/03/2012, 15:33 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — AS akan berusaha membangun perisai pertahanan rudal balistik bagi Asia dan Timur Tengah sama dengan sistem pertahanan di Eropa, kata seorang pejabat senior Pentagon, Senin (26/3/2012).

Usaha itu mungkin mempersulit hubungan AS dengan Rusia dan China yang khawatir sistem pertahanan itu dapat merusak keamanan mereka walaupun AS mengatakan sistem itu bertujuan hanya untuk melindungi negara-negara dari serangan-serangan seperti Iran dan Korea Utara. AS berusaha membangun sistem pertahanan antirudal baru, termasuk melalui dua dialog tiga negara—satu dengan Jepang dan Australia serta yang lainnya dengan Jepang dan Korea Selatan, kata Madelyn Creedon, Asisten Menteri Pertahanan untuk masalah-masalah strategis global.

Perisai-perisai pertahanan rudal seperti itu dapat membantu tetangga-tetangga mereka menghadapi ancaman-ancaman dari Iran dan Korea Utara dan membantu mempertahankan AS dari setiap serangan rudak-rudal jarak jauh yang mungkin kedua negara itu kembangkan, katanya pada satu konferensi yang diselenggarakan bersama dengan Badan Pertahanan Rudal Pentagon.

Model itu yang disebut "pendekatan penyesuaian diri bertahap" bagi pertahanan rudal di Eropa, kata Creedon. Ini termasuk menempatkan rudal-rudal pencegat di Polandia dan Romania, satu radar di Turki, dan kapal perusak kelas Aegis yang memiliki kemampuan pertahanan rudal di Spanyol.

Moskwa khawatir perisai pertahanan rudal seperti itu, yang kemampuannya direncanakan terus ditingkatkan dapat berkembang cukup kuat pada 2020 untuk merusak kekuatan pertahanan nuklir Moskwa sendiri. Moskwa mengancam akan menggelar rudal-rudal untuk mengatasi perisai rudal itu dan kemungkinan menargetkan instalasi-instalasi pertahanan rudal seperti yang akan dibangun di negara-negara anggota NATO, yaitu Polandia dan Romania itu.

China juga mungkin akan menentang perisai anti-rudaldi kawasannya, kata Riki Ellison, seorang pendukung terkemuka pertahanan rudal. Ia memiliki hubungan dekat dengan para pejabat militer senior AS sekarang yang terlibat dalam usaha itu. Beijing "akan menentang jauh lebih keras pada pendekatan  penyesuaian diri" itu ketimbang Rusia menyangkut perisai pertahanan rudal di Eropa itu," katanya. Ia menyebut perisai-perisai pertahanan rudal regional adalah satu gagasan bagus dalam teori, tetapi merupakan masalah dalam realitas.

Di Timur Tengah, Creedon mengatakan, Washington akan berusaha untuk meningkatkan "kerja sama dan berbagi informasi" di kalangan para anggota Dewan Kerja Sama Teluk, yaitu Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman, karena mereka memerlukan kemampuan pertahanan rudal.

Kontraktor-kontraktor pertahanan rudal AS terbesar termasuk Boeing Co, Lockheed Martin Corp, Raytheon Co, dan Northrop Grumman Corp. Pemerintah Presiden Barack Obama juga menarik satu pengumuman bulan ini bahwa pihaknya mempertimbangkan kemungkinan memberikan Rusia data pertahanan rudal rahasia sebagai imbalan untuk memperoleh persetujuannya pada perisai pertahanan rudal Eropa.

"Kami tidak mengusulkan memberikan mereka informasi rahasia," kata Ellen Tauscher, utusan khusus pemerintah bagi stabilitas strategis dan pertahanan rudal pada konferensi itu. Sebaliknya, katanya, pemerintah Obama menawarkan kepada Moskwa satu peluang untuk memantau satu uji coba di perairan internasional pencegat Rudal-3 standar AS.

Hal ini, katanya, akan memungkinkan para pejabat Rusia melihat keakuratan "apa yang kami katakan tentang sistam kami." AS mengatakan bahwa sistem pertahanan rudalnya tidak menimbulkan ancaman pada pertahanan nuklir Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com