Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah "Merebut" Meksiko, Paus Menuju Kuba

Kompas.com - 27/03/2012, 07:28 WIB

LEON, KOMPAS.com - Setelah mengambil hati umat di Meksiko, Paus Benediktus XVI hari Senin (26/3) menuju Kuba. Gereja Katolik memiliki status minoritas di Kuba, tetapi memiliki jalur dialog khusus dengan rezim komunis.

Paus berharap bisa mengilhami pencurahan kepercayaan yang sama di Kuba seperti yang dia lakukan di daerah pusat Katolik konservatif Meksiko.

Paus melakukan kunjungan pertama ke Meksiko yang dimulai pada akhir pekan lalu. Dia menetapkan ”nada” untuk kunjungan ke Kuba dengan menyatakan Marxisme ”seperti dirancang pada awalnya, tidak lagi berhubungan dengan realitas”.

”Dan akan ada manfaat untuk ’menemukan teladan baru’ dalam cara memerintah,” kata Paus Benediktus XVI. Sebelumnya, dia mengatakan kaum Katolik siap ”membantu dalam suatu dialog konstruktif yang diperlukan untuk menghindari trauma” di Kuba, negara yang mempunyai berbagai golongan agama.

Namun, Paus mengatakan adalah, ”Jelas bahwa gereja selalu berada pada pihak pendamba kebebasan nurani dan menghormati kebebasan agama.”

Tempat pertama yang dia kunjungi di Kuba adalah Santiago de Cuba, kota nomor dua Kuba. Paus mempersembahkan misa di lokasi terbuka pada Senin malam di alun-alun utama Santiago. Pada hari Selasa, Paus berdoa di tempat pemujaan Virgen de la Caridad del Cobre, sebuah ikon Perawan Maria yang dipuja rakyat Kuba, baik Katolik maupun non-Katolik.

Setelah itu, Paus Benediktus berangkat menuju Havana dan direncanakan akan bertemu dengan Presiden Raul Castro. Kemungkinan, Paus juga akan bertemu dengan kakak Presiden, Fidel Castro.

Kalimat terkenal

Kunjungan tiga hari Paus Benediktus di Kuba akan membuat orang membandingkannya dengan kunjungan bersejarah almarhum Paus Yohanes Paulus II tahun 1998. Waktu itu, Fidel Castro mengganti seragam tentaranya dengan setelan jas dan dasi untuk menyambut Paus di Bandara Havana.

Saat itu, Yohanes Paulus mengucapkan kata-kata yang kemudian terkenal, ”Semoga Kuba, dengan seluruh potensi yang luar biasa, membuka diri kepada dunia, dan semoga dunia membuka diri kepada Kuba.”

Pembandingan ini juga jelas di Meksiko yang menganggap Yohanes Paulus sebagai paus bagi Meksiko karena lima kali berkunjung selama 27 tahun menjadi paus. Namun, pada kunjungan pertama ke Meksiko, Benediktus tampak berhasil menghilangkan kesan bahwa dia paus yang dingin yang tidak bisa dibandingkan dengan karisma dan koneksi pribadi pendahulunya.

”Sebagian kaum muda menolak Paus, dengan mengatakan dia berwajah marah. Namun, kini mereka melihatnya seperti kakek,” kata Cristian Roberto Cerda Reynoso, seorang seminaris dari Leon yang menghadiri misa. ”Saya melihat kaum muda dipenuhi kegembiraan dan semangat.”

Paus merebut hati massa pada misa. Dia mengenakan sebuah sombrero saat berkeliling dengan mobil kepausan di antara 350.000 umat. Benediktus kembali mengenakan sombrero Minggu malam saat sekelompok orang bernyanyi untuknya saat Paus pulang ke sekolah tempat dia bermalam. (AP/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com