Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta di Titanic Benar-benar Ada

Kompas.com - 25/03/2012, 14:52 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Ingatkah Anda pada kisah cinta Rose DeWitt Bukater dan Jack Dawson dalam film Titanic? Cerita asmara seperti itu ternyata benar-benar terjadi dalam kapal yang akhirnya menabrak es dan tenggelam pada 15 April 1912 tersebut.

Sedikit berbeda dari kisah Rose (Kate Winslet) dan Jack (Leonardo DiCaprio) yang diceritakan sutradara James Cameron pada 1997, kisah nyata pada seratus tahun silam dirasakan oleh seorang janda bernama Helen Churchill Candee. Helen adalah seorang wanita cantik dan pemberani asal New York. Bisa dibilang Helen menjadi wanita yang keluar dari zamannya waktu itu.

Di usianya yang ke-53 saat itu, Helen hidup bersama kedua anaknya setelah ia bercerai pada 1896 dari seorang pria kaya raya. Kisah perceraiannya ini rumit. Helen dikabarkan pernah menyewa detektif swasta untuk memata-matai suaminya yang diduga telah berselingkuh. Di pengadilan New York, gugatan cerainya tak dikabulkan karena kurang bukti. Helen tak menyerah, ia kembali ke Oklahoma dan akhirnya berhasil memutuskan hubungan selama 15 tahun antara ia dan suaminya dengan tuduhan suaminya telah bertindak kasar dan mabuk berat.

Setelah berpisah, Helen menjalani hari-harinya bersama anak-anaknya secara mandiri. Untuk menghidupi keluarganya, ia bekerja sebagai penulis lepas. Ia pernah menulis artikel "How Women May Earn a Living" yang begitu tenar pada 1900. Dia juga membuat sebuah novel berjudul "An Oklahoma Romance" dan menjadi kontributor di sejumlah majalah. Topik bahasannya tak melulu soal kewanitaan, tetapi juga soal etika bersosialisasi dan bahkan soal arsitektur.

Helen juga menekuni bidang desain interior ketika ia pindah dari New York ke Washington. Popularitas dan seleranya yang tinggi terhadap seni membuat banyak orang tertarik untuk memanfaatkan jasanya. Konon mantan Presiden AS Theodore Roosevelt dan arsitek Gedung Oval, Nathan Wyeth, pernah berkonsultasi dengannya untuk menghias sisi barat Gedung Putih. Di kemudian hari, ia juga menulis buku soal desain, dekorasi, dan permadani.

Bagaimana Helen bisa sampai ke Inggris dan naik kapal Titanic dari Southampton ke New York? Itu semua diawali dari kecintaannya terhadap petualangan ke negara-negara lain di belahan dunia. Ketika sedang dalam perjalanan ke Spanyol dan Italia, Helen mendengar kabar bahwa putranya, Harold, mengalami kecelakaan kereta. Tanpa pikir panjang, ia mencari tiket pulang menjenguk putranya. "Kalau Harry (Harold) mati, apalah artinya hidup ini?" tulisnya dalam sebuah catatan.

Maka dipilihnya kapal Titanic untuk membawanya kembali ke New York. Ia memperoleh tiket kelas utama bersama sejumlah pesohor dari AS dan Inggris, antara lain Sir Cosmo Duff Gordon, seorang bangsawan Inggris dan atlet anggar, bersama istrinya, Lucy. Di sana juga ada perancang busana ternama dari Inggris sekaligus pria terkaya di kapal itu, John Jacob Astor IV, beserta istrinya Madeleine yang berusia 19 tahun.

Disebutkan oleh Daily Mail, Helen segera terkenal dan menjadi primadona di Titanic. Wajahnya yang dingin, tapi anggun dan percaya diri, menarik pria-pria yang bepergian sendiri di kapal itu.

Di kapal itu, Helen berkenalan dengan arsitek dari AS, Edward Kent (58), dan Hugh Woolner (45), pemasok karya-karya seni asal Inggris. Keduanya pria mapan dan lajang. Dalam tulisan-tulisannya soal Titanic, Helen menyebut Kent mencoba menarik perhatiannya dengan menyuruh awak kabin memberikan puluhan majalah untuknya. "Perkenankan saya melayani Anda dengan cara apa pun yang saya bisa," tulis Helen. Bukannya tertarik, Helen menilai Kent sebagai orang yang "tidak punya kepribadian dan cuek", bahkan "pria aneh".

Helen tampaknya lebih suka kepada Woolner, yang lebih muda dari Helen. Woolner menyurati Helen dan memintanya untuk bertemu dalam sebuah pesta koktail sebelum makan siang, dua hari sebelum kapal tenggelam. Helen menyambut tawaran itu, tapi ia tidak mau terang-terangan berduaan dengan pria lain. Helen kemudian meminta kepada seorang pelayan untuk menunjukkan kepada Woolner tempat ia duduk bersama Kent di dek kapal pada keesokan harinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com