Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Palestina Tahanan Israel "Nyaris Sekarat"

Kompas.com - 21/03/2012, 09:16 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com - Seorang perempuan Palestina yang ditahan Israel dan sudah menjalani aksi mogok makan sejak bulan lalu kini dalam kondisi "nyaris sekarat", kata sebuah kelompok hak kesehatan di Tepi Barat.

Perempuan bernama Hana Shalabi, 30 tahun, itu harus segera dirawat di rumah sakit simpul organisasi Israel Dokter untuk HAM (PHR).

Shalabi memprotes sistem keamanan yang membuatnya ditahan tanpa dakwaan apapun, yang disebut "tahanan administratif."

Israel menggunakan sistem ini untuk menahan siapa saja yang dianggap membawa risiko keamanan.

Berat badan Shalabi anjlok 14 kg, ototnya mengendur dan dalam kondisi sakit luar biasa, kata Ran Cohen dari PHR-Israel kepada kantor berita Associated Press. PHR-Israel mengatakan, kelompoknya dan kelompok pro-HAM lain "sama-sama mengkhawatirkan masalah tersedianya perawatan kesehatan (untuk Shalabi), terutama karena ada kekhawatiran terhadap terus turunnya kondisi kesehatannya".

Untuk sementara ini, kondisi Shalabi diawasi oleh petugas klinik penjara, kata seorang juru bicara penjara Israel kepada AP. Shalabi dilaporkan merupakan pendukung kelompok militan Jihad Islam, yang menurut Israel merupakan kelompok teror.

Shalabi adalah satu dari sejumlah tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan tentara Israel yang diculik, Gilad Shalit, pada Oktober tahun lalu, namun kemudian dia ditahan lagi pada bulan Februari.

Menurut pengelola penjara, ada 20 warga Palestina lain yang juga melancarkan aksi mogok makan sebagai dukungan atas perjuangan Shalabi sepanjang dua pekan ini, tulis AP.

Bulan lalu seorang tahanan Palestina lain, Khader Adnan, mengakhiri 66 hari aksi mogok makannya setelah bersepakat dengan pejabat Israel dirinya akan dibebaskan bulan April. Adnan juga ditahan tanpa dakwaan dibawah sistem "tahanan administratif." Adnan dituding Israel sebagai pimpinan kelompok Jihad Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com