Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Sukses dengan Penanganan Pedofil

Kompas.com - 17/03/2012, 13:18 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Pertolongan preventif bagi kaum pedofil. Bisakah itu menolong Robert M (Mikelsons), warga Belanda yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 67 anak berusia sangat muda?

Di ruang sidang, Robert M, pekan ini mengatakan bahwa ia pernah minta bantuan dari dokternya. Namun sang dokter mengira itu candaan belaka dan tidak menganggapnya serius.

Jerman sudah meluncurkan kampanye nasional khusus bagi kaum dewasa yang punya perasaan pedofili. “Anda mencintai anak secara berlebihan?” Pertanyaan itu diajukan kepada para pedofil melalui kampanye televisi Jerman. Dengan diiringi suara detak jantung orang-orang ini dianjurkan mencari pertolongan. Pertolongan itu ada dalam bentuk proyek prevensi/pencegahan Dunkelfield yang didirikan tahun 2005. Berkat keberhasilan program ini kini Jerman memiliki lima klinik, dan yang keenam dibuka bulan depan di kota Hamburg.

Petya Schuhmann, psikolog di klinik Regensburg, Jerman selatan, menjelaskan tentang program itu. “Kami punya tiga tujuan. Bahwa kaum pria yang melapor tidak melakukan pelecehan, tidak menonton porno anak-anak dan belajar menerima dan menyikapi perasaan mereka," katanya seperti Radio Nederland, Jumat (16/3/2012)

Dalam sesi kelompok, para lelaki itu berbicara setiap minggu setahun lamanya untuk mengungkapkan perasaan mereka dan belajar bagaimana mereka bisa menghindari situasi yang berisiko serta bagaimana mereka bisa mengatasi hasrat mereka. Schuhmann mengatakan, "Tujuannya bukan untuk menyembuhkam mereka. Orientasi seksual pada dasarnya tidak bisa disembuhkan."

Selama berlangsungnya program bantuan tersebut kemungkinan juga akan ditawarkan pengebirian kimia.  "Kami menawarkannya, namun merekalah yang menentukan. Dalam praktek hanya sedikit yang memilih opsi ini."

Di Regensburg, setiap tahunnya disediakan dana untuk 130 orang yang mau mengikuti program itu. Selama enam tahun terakhir ada sekitar 1.000 lelaki yang ditangani di klinik di Berlin itu. Mereka datang dari berbagai latar belakang, menikah atau punya pasangan. "Sangat beragam, pasien-pasien itu terdiri atas guru, pendeta, atau pengangguran." Juga laki-laki yang pernah melakukan pelecahan seksual, namun tidak diadili boleh turut serta.
 
Sukses

Para dokter umum di Belanda, memiliki garis kebijakan medis untuk penanganan penderita pedofili. Annet Janssen dari Persatuan Dokter Umum Belanda NHV mengatakan di media massa Belanda, "Kebijakan itu hanya ada jika banyak dokter umum mempertanyakan penanganan terhadap pedofil, dan itu harus ada penelitian ilmiahnya."

Menurut penelitian Jerman, satu dari seratus laki-laki punya nafsu seksual terhadap anak-anak. "Orang-orang tersebut tidak bisa kemana-mana untuk minta bantuan. Ada perasaan tabu untuk membicarakan masalah itu. Dengan proyek ini kami ingin menawarkan kepada laki-laki itu untuk berbicara tanpa ada stigma. Laki-laki itu menderita dengan orientasi seksual itu. Mereka tidak memilih untuk punya hasrat seperti itu," kata Schuhmann.

Satu-satunya program unik yang membahas pedofilia dalam skala ini ternyata berbuah sukses. Setelah sesi penyembuhan berakhir, pihak klinik tetap menjalin komunikasi dengan para lelaki ini. Menurut pihak klinik, tidak satu pun pasien melaporkan kecenderungan perilaku pedofil mereka.
 
Schuhmann terkejut, negara bebas seperti Belanda tidak menawarkan bantuan penyembuhan terhadap para pedofil. Kesuksesan Jerman terus bertahan. Pasien-pasien dari berbagai negara berdatangan ke Jerman untuk menjalani penyembuhan.
 
Belum jelas apakah proyek ini berhasil menurunkan angka pelecehan seksual anak-anak dalam jangka panjang. Sedikitnya dibutuhkan 10 hingga 15 tahun pengalaman dengan program semacam ini untuk dapat menarik kesimpulan secara ilmiah. Jadi, belum tentu kejadiannya akan lain jika sebelumnya Robert M menjalani proses penyembuhan. Mungkin saja Robert M akan menggunakan alasan tersebut di dalam persidangan, duga psikolog Nel Warner yang selama ini mengikuti jalannya kasus tersebut.
 
Robert M bekerja selama bertahun-tahun di sebuah taman penitipan anak di Amsterdam. Di samping itu, ia juga aktif sebagai pengasuh anak yang berbasis di rumahnya hingga akhirnya ditangkap pada 7 Desember 2010. Ia mengaku telah melakukan pelecehan seksual terhadap 87 anak-anak. Menurut pihak kejaksaan Belanda, kasusnya merupakan kasus “pelecehan seksual yang parah dan berat”. Robert M juga dituntut atas pembuatan gambar porno anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com