Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Logam Tanah Jarang

Kompas.com - 15/03/2012, 03:06 WIB

BEIJING, RABU - Harga saham perusahaan penambang dan pemroses mineral logam tanah jarang di dunia langsung melejit, Rabu (14/3). Hal itu terjadi sehari setelah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang menggugat China ke Organisasi Perdagangan Dunia terkait pembatasan ekspor logam tersebut.

Harga saham perusahaan China Rare Earth Holdings di Bursa Efek Hongkong naik hingga 10 persen. Begitu juga saham perusahaan pemroses logam tanah jarang (LTJ) Alconix di Jepang naik 4,4 persen.

Harga saham perusahaan penambang LTJ asal Australia ikut naik. Alkane Resources naik 11 persen dan Arafura Resources naik 9,5 persen. Para investor berharap gugatan ke WTO itu akan memaksa China menaikkan kuota ekspor sehingga pasar akan bergairah lagi.

China, yang menguasai 97 persen pasar LTJ dunia, mulai menurunkan kuota ekspornya sejak 2009 dengan alasan perlindungan lingkungan hidup.

Namun, AS, Uni Eropa (UE), dan Jepang menuduh China berusaha melindungi sektor industri teknologi dalam negerinya. China juga dituduh memaksa perusahaan-perusahaan negara lain membuka pabrik di China.

”Langkah China ini merugikan para produsen dan konsumen di UE dan seluruh dunia, termasuk pembuat produk-produk pelopor berteknologi tinggi dan aplikasi bisnis ramah lingkungan,” kata Komisaris Perdagangan Uni Eropa Karel De Gucht.

LTJ meliputi 17 unsur logam, yakni skandium (Sc), itrium (Y), lantanum (La), serium (Ce), praseodimium (Pr), neodimium (Nd), prometium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), disprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), tulium (Tm), iterbium (Yb), dan lutetium (Lu).

Sebagai logam transisi, unsur-unsur ini istimewa karena mampu bereaksi dengan unsur- unsur lain untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Mulai dari magnet berkekuatan tinggi sampai kristal penghasil laser. Praktis hampir semua produk berteknologi tinggi saat ini, mulai dari televisi, telepon seluler, sampai mobil hibrida dan perangkat pemandu rudal nuklir, membutuhkan LTJ.

”Kami ingin perusahaan-perusahaan kami membuat produk-produk itu di sini, di Amerika. Tetapi, untuk melakukan itu, perusahaan Amerika butuh akses ke material LTJ yang dipasok China,” ujar Presiden AS Barack Obama, yang mengumumkan sendiri gugatan AS itu di Gedung Putih, Selasa (13/3).

De Gucht menambahkan, kuota dan pajak ekspor LTJ yang ditetapkan China membuat perusahaan-perusahaan China mendapat keuntungan kompetitif yang tak adil bagi kompetitor dari luar China. China saat ini diketahui sedang mendorong sektor industri teknologi tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com