Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Desak Suriah Beri Akses untuk Bantuan

Kompas.com - 03/03/2012, 13:51 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Sekjen PBB Ban Ki-moon, Jumat (2/3/2012), mendesak Damaskus memberikan akses tanpa syarat bagi bantuan kemanusiaan ke kota-kota Suriah. Ban Ki-moon mengatakan, ada laporan-laporan yang "mengerikan" tentang eksekusi singkat dan penyiksaan di Homs.

Namun, utusan Suriah untuk PBB menuduh sekjen PBB itu "memfitnah" pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dengan pernyataan tentang tindakan keras yang mematikan terhadap para pemrotes.

"Pihak berwenang Suriah harus mengizinkan tanpa syarat kepada badan-badan kemanusiaan," kata Ban Ki-moon kepada wartawan di Markas Besar PBB.

Saat laporan-laporan konvoi Palang Merah dilarang memasuki kota Homs yang dilanda protes, Ban Ki-moon mengemukakan pada sidang Majelis Umum PBB bahwa "kehilangan nyawa para warga sipil jelas banyak. Kami terus menerima laporan tentang pengeksekusian, penahanan sewenang-wenang, dan penyiksaan. Di Homs dan kota-kota lain, penduduk terperangkap di rumah-rumah mereka tanpa makanan, aliran listrik, pemeliharaan kesehatan, dan tidak dapat menguburkan orang yang meninggal," kata Ban Ki-moon. "Penduduk mencairkan salju untuk air minum."

Suriah menolak mengizinkan ketua Badan Kemanusiaan PBB Valerie Amos memasuki negara itu, tetapi Ban Ki-moon mengatakan PBB masih berharap bisa membujuk Bashar mengizinkan Amos masuk dan membuat penaksiran tentang bantuan yang diperlukan. "Mengapa mereka takut menerima Ketua Departemen Kemanusiaan PBB? Kami siap memobilisasi bantuan ini, kami tidak memiliki akses. Jadi, itu adalah prioritas nomor satu saat ini," katanya.

"Kami sedang berusaha keras agar Valerie Amos mengunjungi Suriah secepat mungkin," dan pernyataan-pernyataan Suriah mengindikasikan kunjungan masih dapat diatur, kata Ban Ki-moon.

Duta besar Suriah untuk PBB Bashar Jaafari kembali membantah  bahwa negaranya menghambat kunjungan itu. Ia menegaskan bahwa pihak berwenang Damaskus akan menetapkan tanggal bagi satu kunjungan, tetapi tidak memberikan indikasi kapan Amos diizinkan masuk ke Suiah.

Berbicara setelah Ban Ki-moon berpidato di sidang Majelis Umum PBB, Dubes Suriah itu menegaskan apa yang ia sebut "sahabat lamanya" dan "pribadi yang dihormati" sebagai pemimpin PBB itu, tetapi dalam pidato 45 menitnya ia mengecam Ban Ki-moon dan PBB. Jaafari mengatakan laporan Ban Ki-moon "lebih banyak mengarah pada ketegangan yang meningkat dari pada berusaha menuju satu solusi".

Ia menuduh PBB " bermuka dua" dengan menyerukan bagi usaha membawa Pemerintah Suriah dan oposisi berunding sementara menggunakan informasi dari "negara-negara yang merupakan musuh-musuh terbuka Suriah." Ban Ki-moon memberikan "satu pidato yang agresif, membinasakan, dan fitnah" kendatipun pada saat yang sama mengusulkan untuk mengirim mantan sekjen PBB Kofi Annan sebagai utusan PBB ke Suriah, tambah Jaafari.

"Komentar-komentar sekjen PBB itu akan diinterpretasikan oleh kelompok-kelompok bersenjata sebagai satu selimut hukum untuk dapat melakukan aksi dalam satu bentuk kejahatan. Sebagian besar rakyat Suriah hidup secara normal," tambahnya. Ia menegaskan Pemerintah Suriah berusaha keras untuk memberikan pelayanan kepada rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com