PONTIANAK, KOMPAS.com — Gubernur Kalimantan Barat Cornelis meminta aparat kepolisian memenjarakan para pelaku penyalahgunaan bahan bakar minyak bersubsidi. Selain melanggar hukum pidana, mereka telah menyusahkan masyarakat lain karena solar menjadi langka.
”Usut tuntas kasus penyalahgunaan bahan bakar bersubsidi, penjarakan pelakunya. Biar jera,” ujar Cornelis, Kamis (9/2/2012), menanggapi penyalahgunaan solar bersubsidi yang diungkap oleh Direktorat Reserse Khusus Kepolisian Daerah Kalimantan Barat.
Selasa malam lalu, polisi menyita 3.000 liter solar bersubsidi yang hendak diselewengkan oleh tersangka IS. Menurut Cornelis, harus dibuat efek jera terhadap kasus penyalahgunaan solar bersubsidi di Kalimantan Barat. Pasalnya, penyalahgunaan solar bersubsidi terus berlangsung.
Di sisi lain, persediaan solar di SPBU selalu kosong karena habis dalam dua jam setiap kali dipasok oleh tangki Pertamina. Di hampir semua SPBU di Kalimantan Barat, stok solar sering hanya bertahan kurang dari dua jam karena banyaknya kendaraan yang antre terutama truk.
Namun, tak jarang di sekitar SPBU ada banyak kios penjual bahan bakar minyak yang stoknya cukup banyak. Sayangnya, harga jual solar eceran di kios-kios itu mahal, mulai Rp 6.000 hingga Rp 6.500 per liter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.