Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parlemen Belanda Ikut Selidiki Pelecehan Seksual Gereja

Kompas.com - 02/02/2012, 08:15 WIB

Parlemen Belanda kemungkinan akan memulai penyelidikan resmi soal pelecehan seksual dan kekerasan yang terjadi di lingkungan gereja-gereja Katolik.

Investigasi langsung itu merupakan metode pencarian bukti terbesar yang dilakukan parlemen. Hanya sepuluh penyelidikan serupa yang pernah dilakukan sejak Perang Dunia II.

Anggota parlemen oposisi Belanda mempertimbangkan untuk menggelar penyelidikan karena merasa pemerintah tidak cukup bertindak. Memang, ada sejumlah kelompok investigasi yang menyelidiki kasus pelecehan dalam gereja, lapor Radio Nederland, Rabu (1/2/2012).

Sebuah komisi yang dibentuk oleh gereja sendiri baru-baru ini melaporkan temuannya. Komisi lain yang dibentuk departemen kesehatan masih melakukan penyelidikan mengenai penyalahgunaan dan diawasi oleh pemerintah. Kelompok lainnya juga mengeluarkan rekomendasi agar gereja membayar ganti rugi kepada korban.

Dalam pembelaannya, Menteri Kehakiman Ivo Opstelten mengatakan, dia tetap memantau berbagai penyelidikan dan telah membentuk kelompok kerja untuk mencegah pelecehan seksual anak. Mengenai kasus yang telah terjadi selama bertahun-tahun pada gereja katolik, Opstelten mengatakan puas dengan hasil dari komisi yang ditunjuk oleh gereja itu sendiri.

"Saya merasa isu ini masuk dalam ranah gereja."

Justru sikap inilah yang meyakinkan banyak pejabat di parlemen untuk melakukan penyelidikan sendiri.

Membebaskan

Khadijah Arib, anggota parlemen dari Partai Buruh (PVDA), mengatakan, pemerintah terlalu membebaskan gereja mengadakan penyelidikan dan menjatuhkan hukuman kepada para pelaku. Dia terlihat makin frustrasi ketika mendengarkan penjelasan menteri.

"Pemerintah telah gagal. Anda bahkan tidak berani mengutarakan penilaian akan apa yang terjadi. Ini memalukan sekali. Makanya saya mengusulkan parlemen mengadakan penyelidikannya sendiri. Semakin saya mendengarkan Anda, semakin saya yakin kita perlu penyelidikan sendiri."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com