Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Bantah Beli Nuklir Korut

Kompas.com - 31/01/2012, 14:29 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Presiden Myanmar Thein Sein membantah negaranya sedang berusaha mendapatkan senjata nuklir dari Korea Utara dan menggambarkan tuduhan-tuduhan program terlarang itu sebagai "tidak berdasar", katanya dalam pidato yang dipublikasikan Selasa (31/1/2012).

"Kami tidak memperoleh senjata nuklir dari Korea Utara," kata Straits Times mengutipnya dalam satu wawancara selama kunjungan kenegaraan empat hari ke Singapura.

"Tuduhan-tuduhan ini tidak berdasar dan dibuat berdasarkan kecurigaan oleh beberapa negara Barat."

Satu laporan PBB 2010 menuduh Pyongyang dilarang memasok perangkat nuklir dan senjata balistik kepada Myanmar, Iran dan Suriah.

Dalam kunjungan bersejarah ke Myanmar pada Desember 2012, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyerukan pada negara itu untuk memutuskan "hubungan gelap" dengan Pyongyang guna mendorong baik hubungan dengan Washington. Hillary mengatakan, Thein Sein telah memberikan "jaminan yang kuat" bahwa Myanmar akan mematuhi resolusi PBB yang melarang ekspor senjata dari Korea Utara.

Jaminan terbaru Thein Sein dilontarkan di tengah gerakan reformasi politik di Myanmar, yang telah mengejutkan pengamat internasional, meskipun Barat menuntut perubahan lebih dalam.

Thein Sein - seorang mantan jenderal yang menjadi presiden di pemerintahan sipil terbatas tahun lalu itu - menjanjikan selama kunjungannya ke Singapura untuk mendirikan sebuah "demokrasi yang sehat" di Myanmar.

"Kami telah membuka halaman baru di negara kami dalam rangka membuat lebih baik kondisi di Myanmar," kata mantan anggota junta Myanmar yang ditakuti mengatakan pada jamuan kenegaraan yang diselenggarakan oleh pemimpin Singapura, Senin (30/1/2012).

"Kami ingin memberikan masa depan yang cerah bagi rakyat kami."

"Kami ingin rakyat kami untuk mengambil bagian dalam proses reformasi demokrasi dan kami ingin demokrasi berkembang di Myanmar. Saya ingin meyakinkan anda bahwa saya akan berusaha untuk membangun demokrasi yang sehat di Myanmar, " katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com