Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan di Thailand Selatan Belum Usai

Kompas.com - 30/01/2012, 17:51 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pasukan militer menewaskan empat orang diduga gerilyawan selama tembak-menembak di provinsi paling selatan  Thailand yang bergolak, kata militer pada Senin (30/1/2012). Ini merupakan kerusuhan terbaru di wilayah yang telah bertahun-tahun diganggu oleh kekerasan separatis.
    
Keempat pria itu ditembak mati pada Minggu malam dan tiga orang lainnya terluka ketika baku-tembak pecah pada saat pemeriksaan satu truk bak terbuka oleh tentara yang  berjaga di sebuah pos pemeriksaan di Provinsi Pattanii, 1055 kilometer (655 mil) di selatan Bangkok.
    
Pada saat tentara mendekati truk, sepasang pria bersenjata tak dikenal muncul dari belakang kendaraan, dan melepaskan tembakan sebelum melarikan diri dengan sepeda motor, kata Akara Thiproj, juru bicara milite daerah.
    
Keempat tersangka gerilyawan yang tewas berada di belakang truk. Sebuah senapan serbu juga ditemukan di sana. "Ini adalah area yang telah di bawah oleh banyak pemberontak berpengaruh.
   
"Ada serangan serupa pada perwira militer di daerah ini di masa lalu," tambahnya sebagaimana warta AP dan AFP.
    
Para kerabat korban dan warga desa berkumpul pada Senin dan menyuarakan kemarahan mereka terhadap  militer karena apa yang mereka katakan melakukan penembakan dan pelanggaran  hukum, mengklaim penutupan,  dan bersikeras bahwa mereka yang tewas adalah pemberontak.
    
Lebih dari 5.000 orang telah tewas sejak pemberontak bayangan, puluhan tahun melakukan pemberontakan separatis muncul kembali pada Januari 2004 di Yala, Pattani, dan Narathiwat, provinsi berbatasan dengan Malaysia.
    
Puluhan ribu polisi dan tentara yang berbasis di wilayah itu telah  membuat sedikit kemajuan dalam menanggulangi setiap penembakan dan pengeboman. Tidak ada kelompok kredibel yang telah dipublikasikan mengaku bertanggung jawab atas kasus itu.
    
Yala, Pattani, dan Narathiwat adalah bagian dari kesultanan etnis Melayu  Muslim  sebelum dianeksasi oleh Thailand yang mayoritas beragama Buddha pada 1909. Sejak saat itu, ketegangan membara dengan kebencian yang berjalan makin mendalam di antara Muslim setempat tentang keberadaan dan pelaksanaan pasukan keamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com