Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Ini Disekap Selama 10 Tahun di Kamar Mandi

Kompas.com - 24/01/2012, 10:31 WIB

QALQILYA, KOMPAS.com — Kepolisian kota Qalqilya, Tepi Barat, Palestina, membebaskan seorang perempuan 21 tahun yang disekap ayahnya di kamar mandi berukuran 1  x 1,5 meter selama 10 tahun, Sabtu (21/1/2012).

Ayah perempuan bernama Baraa Melhem itu mengakui perbuatannya. Katanya dia mengunci putrinya itu sejak Baraa berusia 11 tahun. Sang ayah mengatakan, dia mengunci putrinya dengan alasan "perselisihan keluarga". Namun, dia tidak menjelaskan perselisihan seperti apa yang membuatnya mengurung putrinya.

Kepada petugas dinas sosial yang mengurusinya saat ini, gadis itu mengaku dikurung selama siang hari dan dikeluarkan dari kamar mandi pada pukul 01.00 hingga 04.00 dini hari untuk membersihkan rumah. Kepada Voice of Palestine, Baraa mengatakan, dia digunduli lalu alisnya dicukur oleh ayahnya. Dia hanya boleh mandi sebulan sekali.

Kepala dinas kesejahteraan sosial Qalqilya, Azat Maluach, mengatakan, sesaat setelah bebas dari penyekapan itu, Baraa meminta permen. Gadis itu mengaku selama disekap dia tidak pernah mendapat makanan manis dalam bentuk apa pun.

Baraa sangat takjub dan setengah tidak percaya ketika keluar dari rumah. "Benarkah itu matahari? Apakah itu matahari yang saya impikan? tanyanya kepada petugas.

Menurut Maluach, ketika polisi membebaskannya, gadis itu tidak percaya. "Dia bilang kepada kami, dia tidak pernah melihat siang hari selama sembilan tahun," kata Maluach seperti dikutip Ynetnews, Minggu (22/1/2012).

Gadis itu juga kaget melihat begitu banyak orang. "Apakah orang-orang itu yang saya dengar di radio?" tanyanya.

"Di dalam rumah itu terdapat dua kamar mandi dan dia disekap di salah satunya. Di situ juga dia makan. Dia juga mencuci baju di situ. Satu-satunya kontak dia dengan dunia luar adalah radio yang ditinggalkan ayahnya," ungkap Maluach.

Radio itu juga menjadi satu-satunya hiburan baginya. Dari radio itu dia mengetahui bahwa dia berbintang Leo yang berarti dia memiliki kepribadian yang berapi-api.

"Begitu kami membebaskannya, dia langsung menangis dan minta bertemu dengan ibunya. Kami menghubungi ibunya, yang segera datang dan memeluk serta menenangkan dia (Baraa)," lanjut pejabat dinas sosial itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com