Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tuding Catatan HAM China Memburuk

Kompas.com - 17/01/2012, 18:13 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Duta Besar Amerika Serikat untuk Beijing mengatakan bahwa catatan hak asasi manusia (HAM) China memburuk setelah penguasa komunis merasa terancam dengan kebangkitan gerakan pro-demokrasi di seluruh Timur Tengah.
   
"Kondisi hak asasi manusia selalu naik dan turun di China, tapi kita tampaknya sedang berada dalam periode turun dan semakin parah," kata Duta Besar Gary Locke dalam "The Charlie Rose Show" di televisi publik AS, Senin (16/1/2012) malam.
   
Locke merujuk pada penahanan para pembangkang, pengacara dan pihak-pihak lain yang memberikan kritik di China. Hal itu dirasakan sejak awal kemunculan Gerakan Arab yang menggulingkan para pemimpin
otoriter di Mesir, Libya, dan Tunisia pada tahun lalu.
   
"Para pemimpin China sangat takut terjadi sesuatu yang serupa di China, "kata Locke, sebagaimana warta AP dan AFP pada Selasa.
   
"Jadi telah ada tindakan keras yang signifikan pada perbangkangan, diskusi politik, dan bahkan hak-hak dan kegiatan para pengacara yang mengadvokasi orang-orang yang telah diracuni makanan dan obat-obatan tercemar racun," ujarnya.
   
Duta besar itu kembali ke Washington untuk melakukan konsultasi menjelang kunjungan Wakil Presiden Cina Xi Jinping bulan depan, yang secara luas diharapkan dapat mengambil kendali dari kekuatan kebangkitan Asia di awal 2013.
   
Perjalanan Locke dilakukan setelah Menteri Keuangan Timothy Geithner mengunjungi China dan Jepang dalam upaya untuk mendorong negara-negara haus energi di Asia untuk memotong impor energi dari Iran karena kekhawatiran tentang program nuklir republik Islam itu.
   
Locke mengakui bahwa China, sementara mendukung sanksi PBB sebelumnya pada Iran, belum diyakinkan tentang perlunya tindakan hukuman lebih lanjut. "Pemerintah Amerika Serikat sangat khawatir atas kemampuan nuklir Iran dan kita benar-benar merasa bahwa tekanan yang lebih harus diberikan pada Iran," kata Locke.
   
"Saya tidak percaya bahwa mereka berpikir jika Iran merupakan ancaman langsung," katanya.
   
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Liu Weimin mengatakan pekan lalu bahwa kebutuhan energi China adalah wajar dan tidak boleh dikaitkan dengan isu nuklir Iran.
   
Iran telah mengancam akan memotong akses ke Teluk setelah marah pada hukum Amerika Serikat yang baru yang menarget pada konsumen asing minyaknya dan proposal Uni Eropa untuk embargo minyak. Iran menegaskan bahwa pekerjaan pengayaan uranium adalah untuk tujuan damai, namun negara-negara Barat menduga hal itu untuk membangun senjata nuklir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com