Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Diragukan Kakaknya

Kompas.com - 12/01/2012, 11:57 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Putra sulung mendiang Kim Jong Il, Kim Jong Nam, meragukan kemampuan adiknya, Kim Jong Un, dalam memimpin Korea Utara, harian Jepang Tokyo Shimbun melaporkan, Kamis (12/1/2012). Kim Jong Nam memperkirakan para elite pemerintahan bakal melebarkan pengaruh mereka di negara komunis itu.

Dalam sebuah surat elektronik kepada Tokyo Shimbun bertanggal 3 Januari, Kim Jong Nam menyatakan "ragu-ragu tentang bagaimana seorang penerus muda yang baru dua tahun (menjalani pelatihan sebagai pewaris) bakal bisa memelihara kekuasaan absolut yang dipegang ayahnya selama 37 tahun".

Kim Jong Nam yang diyakini berusia di akhir 30 tahun tinggal di luar negeri setelah tidak cocok lagi dengan sang ayah karena dia mencoba masuk Jepang dengan paspor palsu pada 2001.

Bulan lalu, sebuah sumber yang mengetahui aktivitas Kim Jong Nam mengatakan kepada kantor berita Korea Selatan Yonhap, putra sulung Kim Jong Il itu tiba di Beijing dari Makau menjelang pemakaman ayahnya yang dilangsungkan di Pyongyang pada 28 Desember 2011. Hingga kini masih belum jelas apakah Kim Jong Nam menghadirinya.

"Saya memperkirakan elite pemerintah saat ini mengikuti jejak ayah saya sambil menjadikan penerus muda (Kim Jong Un) sebagai simbol," kata Kim Jong Nam dalam surat elektronik itu. Ini merupakan pernyataan pertamanya tentang rezim dan proses suksesi Korea Utara sejak ayahnya meninggal.

"Masih sulit untuk menerima suksesi generasi ketiga di bawah alasan yang normal," lanjutnya.

Ini bukan komentar kritis pertama Kim Jong Nam tentang suksesi turun-temurun di negaranya yang dimulai ketika ayahnya mewarisi kekuasaan dari kakeknya, Kim Il Sung, pada 1994.

Pada Januari 2011, Kim Jong Nam juga mengatakan pada Tokyo Shimbun bahwa "bahkan Ketua Mao Zedong dari China pun tidak memaksakan suksesi turun-temurun". "(Kekuasaan turun-temurun) tidak sesuai dengan sosialisme dan ayah saya juga menentangnya," ujarnya dalam wawancara khusus dengan surat kabar tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com