Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video: Marinir AS Kencingi Taliban?

Kompas.com - 12/01/2012, 10:28 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Sejumlah situs web termasuk TMZ dan YouTube, Rabu (11/1/2012), memposting sebuah video yang memperlihatkan empat pria berseragam dan berperalatan tempur Korps Marinir AS mengencingi tiga sosok mayat yang tergeletak di tanah di depan mereka. Setelah memeriksa sekeliling untuk memastikan tidak ada yang menyaksikan, keempat orang itu membuka kancing celana mereka lalu mengencingi mayat yang berlumuran berdarah itu.

Seorang dari mereka mengatakan, "Semoga menikmati hari yang menyenangkan, sobat." Lalu terdengar suara yang bertanya, "Kau sudah merekamnya?" Suara yang lain menjawab, "Ya. Hebat, seperti lagi mandi." Rekaman itu, yang diambil orang kelima, dibuat dengan kamera genggam dari jarak beberapa meter.

CNN melaporkan, tidak jelas siapa yang menembak ketiga orang itu atau memposting video berdurasi 39 detik tersebut. Siapa pula orang-orang dalam video itu atau di mana penembakan itu terjadi.

Rekaman tersebut diposting hari Selasa oleh seorang user bernama 'semperfiLoneVoice', yang merujuk ke motto Korps Marinir AS "semper fidelis" (Latin) yang berarti "selalu setia". Video itu satu-satunya yang diposting oleh account tersebut. Daily Telegraph melaporkan, user itu tidak membalas pesan dari koran itu pada Selasa malam tetapi komentar di bawah video itu berspekulasi bahwa user itu mungkin  whistle-blower dari dalam tubuh Korps Marinir AS sendiri.

Sebuah keterangan yang ditulis semperfiLoneVoice mengklaim bahwa para pria berseragam itu merupakan anggota tim sniper (penembak jitu) dari Batalyon Ketiga Resimen Marinir Kedua, sebuah unit yang terdiri dari sekitar 800 tentara yang berbasis di Camp Lejeune, North Carolina. Seragam unit itu tampaknya cocok dengan yang dipakai oleh orang dalam video tersebut. Dalam keterangan yang sama, user itu menulis, "Saya kira Marinir seharusnya melakukan hal yang benar ketika tidak ada yang menonton."

Seorang jurubicara Korps Marinir menegaskan, unit Batalyon Ketiga Resimen Marinir Kedua telah dikerahkan ke Afghanistan tetapi ia tidak bisa segera memberikan tanggal atau lokasi pengerahan mereka. Batalyon itu memiliki sejarah yang terhormat yang dimulai sejak awal Perang Dunia Kedua. Tahun 1943 anggotanya mendapat julukan "Betio Bastards" atas peran mereka dalam pertempuran berdarah untuk merebut Betio, sebuah pulau kecil di Pasifik yang diduduki Jepang.

Seorang pejabat senior Korps Marinir AS yang telah memeriksa video itu mengatakan, para marinir dalam video itu membawa senjata laras panjang sniper kaliber-30 dan mengenakan helm yang dikeluarkan untuk anggota tim sniper Korps Marinir. Helm-helm itu dirancang dengan bagian depan dan samping yang lebih pendek untuk memudahkan tugas para penembak jitu. Pejabat itu menambahkan, penodaan mayat oleh pasukan AS potensial dianggap sebagai kejahatan perang. "Kami baru saja mengetahui sebuah video yang tidak pantas yang beredar di situs publik yang melibatkan anggota militer kita," kata jurubicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional Kolonel Gary Kolb dari Kabul, Afghanistan. "Kami tidak akan berspekulasi tentang rincian tetapi akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengetahui fakta-fakta."

Ia mengatakan, penyelidikan sedang berlangsung tetapi tidak akan mengomentari keaslian video itu.  "Meskipun kami belum memverifikasi asal-usul atau keaslian video itu, tindakan yang diperlihatkan tidak sesuai dengan nilai-nilai inti kami dan tidak menunjukkan karakter Korps Marinir kita," kata Media Officer USMC Kendra Hardesty. "Hal itu akan sepenuhnya diselidiki dan mereka yang terlibat akan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Kami sedang dalam proses verifikasi (untuk tahu) dari satuan mana marinir tersebut dan segera setelah kami memiliki banyak informasi, kami akan memberi tahu Anda (wartawan)."

"Terlepas dari kenyataan itu atau siapa yang ada di video itu, itu mengerikan, perilaku menjijikkan," kata juru bicara Departemen Pertahanan Kapten John Kirby. "Ini mengerikan, membuat perut mules."

Dalam sebuah pernyataan, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang berbasis di Washington mengutuk video itu. "Jika diverifikasi otentik, video itu menunjukkan perilaku yang benar-benar tidak pantas dari personel militer Amerika dan pada akhirnya bisa membahayakan tentara dan warga sipil lainnya," tulis Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad dalam surat kepada Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com