Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Terakhir AS Tinggalkan Irak

Kompas.com - 19/12/2011, 16:24 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com - Konvoi terakhir pasukan Amerika Serikat meninggalkan Irak, pada Minggu (18/12/2011). Mereka mengakhiri perang yang berlangsung selama hampir sembilan tahun dan menewaskan hampir 4.500 orang Amerika serta puluhan ribu rakyat Irak.

Konvoi ini terdiri dari 110 kendaraan militer yang membawa 500 tentara AS. Mereka melintasi jalan utama di gurun yang menghubungkan Irak dengan Kuwait. Dari Kuwait, mereka akan diterbangkan ke tanah air.

Begitu truk MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) atau truk antiranjau terakhir memasuki wilayah Kuwait, gerbang perbatasan itu ditutup. Tentara Kuwait yang bertugas di perbatasan dan tentara AS kemudian berjabat tangan dan berfoto bersama.

AS mengakhiri misi tempurnya di Irak pada 2010 dan secara bertahap menyerahkan peran keamanan ke tangan Irak. Kini hanya tinggal 157 tentara AS yang berada di Irak. Mereka bertugas melatih di Kedutaan Besar AS di Baghdad. Juga sejumlah anggota marinir dengan tugas melindungi misi diplomatik.

Bagi Presiden Barack Obama, penarikan pasukan dari Irak merupakan pemenuhan janji kampanyenya, yakni membawa pulang tentara dari wilayah konflik yang merupakan warisan pendahulunya, George W Bush.

Upacara penurunan bendara AS yang menandai akhir perang itu dilakukan di pangkalan militer AS di Baghdad barat pada Kamis (15/12/2011). Pejabat AS yang hadir adalah Menteri Pertahanan AS Leon Panetta.

Sementara itu Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menyatakan aparat keamanan Irak sudah siap untuk melindungi negara itu setelah militer AS pergi.

Para pengamat berpendapat, militer dan kepolisian Irak yang memiliki personel sekitar 900.000 orang mungkin mampu menjaga keamanan dalam negeri. Namun kemampuan mereka untuk mempertahankan perbatasan, wilayah udara, serta maritim diragukan.

Ketika menerima kedatangan Maliki pekan lalu, Obama menyatakan kesediaannya membangun kerjasama jangka panjang dan komprehensif dengan Irak di era pascaperang.

Pascapenarikan pasukan AS, ada kekhawatiran bakal memburuknya konflik antarpartai politik demi memperjuangkan agenda masing-masing.

Maliki sendiri memimpin pemerintah yang didominasi golongan Syiah, sementara mantan PM Ayad Allawi adalah warga Syiah pro-Sunni dan merupakan pesaing berat Maliki, sudah memiliki kubu oposisi yang cukup kuat.

Presiden Irak Jalal Talabani, yang berasal dari suku minoritas Kurdi, berusaha memediasi konflik antara Maliki dan Allawi dalam upaya membawa stabilitas di negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com