Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika 3 Perempuan Bertindak untuk Perdamaian

Kompas.com - 12/12/2011, 16:12 WIB

KOMPAS.com - Di Oslo, Norwegia, tiga perempuan yang aktif memperjuangkan kebebasan dan hak asasi perempuan, menerima hadiah Nobel perdamaian. Penerima hadiah Nobel perdamaian 2011 adalah Ellen Johnson Sirleaf, Presiden Liberia; Leymah Gbowee, aktivis perdamaian dari Liberia; dan Tawakkol Karman, aktivis pro-demokrasi dari Yaman.

Selain menerima penghargaan, ketiganya mendapatkan hadiah uang senilai total 1,5 juta dollar atau sekitar Rp 13,6 miliar.

Rendah hati dan terhormat
Ellen Johnson Sirleaf, 72, adalah presiden perempuan pertama di Afrika. Ia memiliki komitmen kuat dalam memperjuangkan perdamaian di negaranya, berujung pada berakhirnya perang sipil yang telah berlangsung selama 14 tahun di Liberia.

"Atas nama perempuan Liberia, perempuan Afrika, dan semua perempuan di seluruh dunia yang memperjuangkan perdamaian, keadilan, dan kesetaraan, saya menerima hadiah nobel perdamaian 2011 ini, dengan segala kerendahan hati," ucap Sirleaf saat menerima penghargaan.

Sirleaf di mata dewan komite nobel perdamaian, merupakan representasi akan pentingnya kekuatan penggerak, agen perubahan yang dibutuhkan dunia saat ini. Atas perjuangannya untuk membela hak asasi manusia, dan kesetaraan perempuan, hadiah nobel perdamaian diserahkan kepada ibu empat anak dan nenek enam cucu ini.

Memimpin dengan sensitivitas seorang ibu, itulah kesan menonjol dari pribadi Sirleaf. Ia mengaku ingin menjadi presiden untuk menghadirkan sensitivitas dan emosi dalam kepemimpinan seorang presiden. Karena bagi ahli ekonomi lulusan Harvard ini, dengan cara inilah negaranya dapat pulih kembali seusai perang saudara.

Kemenangan untuk perempuan
Leymah Gbowee, 39, turut andil dalam menghentikan perang sipil di Liberia. Ia memobilisasi perempuan dari berbagai penjuru Liberia, dari berbagai suku dan agama, untuk memperjuangkan perdamaian dan mengakhiri perang sipil yang semakin brutal di negaranya.

"Penghargaan ini merupakan pengakuan atas perjuangan para perempuan Liberia.  Ini adalah kemenangan atas hak perempuan di seluruh dunia," tutur Gbowee.

Baginya, hadiah nobel perdamaian 2011 yang diterimanya juga merupakan tribute untuk Wangari Maathai, perempuan Afrika pertama penerima Nobel, yang meninggal karena kanker, dua minggu sebelum penyerahan nobel 2011.

Lahir di Liberia pada 1972, Gbowee saat ini memimpin Women Peace and Security Network (WPSN) berbasis di Ghana. Hidup dalam kondisi perang saudara di negaranya, Gbowee bersinggungan erat dengan kekerasan. Ia pun mendapatkan pelatihan sebagai konselor trauma untuk menangani perempuan korban perang dan perempuan korban pemerkosaan saat perang saudara terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com