Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Noriega Pulang ke Negaranya untuk Dipenjara

Kompas.com - 12/12/2011, 04:43 WIB

Paris, Minggu - Mantan diktator Panama, Manuel Antonio Noriega, meninggalkan penjara Paris, Perancis, Minggu (11/12) pagi, untuk kembali ke negaranya. Di Panama, dia ditunggu penjara lain untuk menjalani masa hukuman 20 tahun atas pembunuhan lawan-lawan politiknya semasa berkuasa.

Noriega (77) digulingkan dalam invasi Amerika Serikat ke Panama tahun 1989. Dia menjalani dua dekade terakhir di belakang terali, pertama di Florida, AS, dilanjutkan di Perancis setelah terbukti mendalangi perdagangan narkoba dan pencucian uang selama memerintah.

Noriega diterbangkan dengan pesawat komersial, dikawal sejumlah orang, termasuk jaksa agung Panama dan seorang dokter. Konvoi empat mobil dan sejumlah sepeda motor membawanya dari penjara La Sante, Paris, langsung menuju ke pesawat Iberia di Bandara Orly, Paris selatan. Penerbangan yang mampir di Madrid, Spanyol, itu berangkat pukul 08.08 waktu setempat (pukul 15.08 WIB) dan dijadwalkan tiba di Panama hari Minggu malam.

Kementerian Kehakiman Perancis dalam satu baris pernyataan mengatakan, Perancis menyerahkan Noriega kepada pejabat Panama, Minggu, sesuai proses ekstradisi. Itu adalah satu-satunya komentar resmi.

Kembali

Noriega kembali ke negerinya setelah lebih dari 20 tahun berada di dalam penjara AS kemudian Perancis. Panama menyatakan, dia terbukti bersalah dengan tuduhan pembunuhan dua lawan politik tahun 1980-an, dan menjatuhkan vonis in absentia saat Noriega dipenjara di luar negeri.

Mantan jenderal itu divonis 20 tahun penjara untuk setiap kasus. Pejabat Panama mengatakan, dia akan dikirim langsung ke penjara begitu mendarat.

Pemimpin yang dijuluki ”Wajah Nanas” ini bisa meninggalkan penjara berdasarkan undang-undang yang mengizinkan narapidana berusia di atas 70 tahun untuk menjalani hukuman tahanan rumah berdasarkan keputusan pemerintah.

”Dia sangat tidak sabar, sangat gembira. Dia akan pulang,” kata pengacaranya di Perancis, Antonin Levy, melalui telepon, Sabtu malam, sehari setelah pertemuan terakhirnya dengan Noriega.

Namun, banyak warga Panama masih ingin melihat orang yang mencurangi pemilu dan mengirim pasukan preman untuk memukuli lawan-lawannya di jalanan membayar utang di negaranya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com