Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Inggris Peringatkan Iran

Kompas.com - 30/11/2011, 08:58 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris David Cameron, Selasa (29/11/2011), memperingatkan Iran akan "konsekuensi serius" setelah para demonstran menyerbu Kedutaan Besar Inggris di Teheran, seperti dilaporkan BBC.

Kantor-kantor dirusak dan bendera Inggris dibakar dalam serangan, menyusul demonstrasi terhadap sanksi yang diberlakukan terhadap Iran terkait program nuklir negara itu.

Cameron menggambarkan serangan itu sebagai "menyakitkan dan tidak bisa dimaafkan".

Kecaman atas serangan itu juga dilontarkan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sementara Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan
'penyesalannya" atas insiden tersebut.

PM Cameron mengatakan, kegagalan pemerintah Iran melindungi staf dan properti kedubes merupakan hal "memalukan". Dikatakannya, semua staf dalam keadaan selamat. Cameron juga memuji Duta Besar Inggris Dominic Chilcott yang telah "menangani situasi berbahaya itu dengan tenang dan profesional".

"Pemerintah Iran harus menyadari akan ada konsekuensi serius karena gagal melindungi staf kami. Kami akan mempertimbangkan langkah yang akan kami ambil dalam beberapa hari," tegasnya.

Presiden AS Barack Obama menyatakan "sangat terganggu" atas terjadinya serangan itu. "Tingkah laku seperti itu tidak bisa diterima, dan saya mendesak pemerintah Iran untuk menahan pihak-pihak yang bertanggung jawab," kata Obama.

Ratusan demonstran, yang oleh Iran disebut sebagai "mahasiswa" berkumpul di depan kompleks kedubes Inggris sebelum melempari tembok dan pintu gerbangnya.

Daily Telegraph melaporkan, polisi antihuru-hara tidak bereaksi ketika para demonstran menyerbu gedung utama dan merusak foto-foto Ratu Elizabeth II, menjarah dokumen-dokumen sensitif, menghancurkan jendela, bahkan melemparkan bom molotov.

Sambil menyerukan "matilah Inggris", para demonstran yang sebagian besar diorganisir oleh milisi Basiji yang propemerintah, membakar bendera Inggris dan membakar mobil.

Para diplomat terpaksa berlindung di sebuah ruang yang aman sebelum akhirnya berhasil menghubungi London. Sebuah laporan meyebut, enam staf kedubes sempat dijadikan sandera sebelum dibebaskan oleh polisi beberapa jam kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com