Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2011, 07:31 WIB
Oleh: Trias Kuncahyono

La commedia è finita! ” Begitu tulis seorang kawan yang tinggal di Roma, Italia, lewat BB, menjawab pertanyaan, apa komentar orang-orang Roma soal pengunduran diri PM Italia Silvio Berlusconi, Sabtu (12/11) malam lalu. ”Bahkan, ada kelompok paduan suara yang lalu menyanyikan lagu ’Hallelujah’, sebagai ungkapan syukur, tanda gembira.”

”Mengapa demikian?” Ya, pemerintahan Berlusconi seperti pentas humor saja. Jadi, pentas humor sudah selesai! Berlusconi (75), tokoh flamboyan dan kontroversial.

Hampir dua dekade ia menguasai panggung politik Italia. Dan selama berkuasa, ia tak pernah lepas dari skandal seks, pesta seks, dituduh korupsi, menyogok, dan memanipulasi pajak. Istrinya, Veronica Lario, memilih bercerai karena Berlusconi ”bergaul dengan wanita tunasusila”.

Tetapi, yang menarik, ia selalu memenangi pemilu. Mengapa? Ada banyak alasan. Anne Applebaum di The Washington Post (13/10/ 2009) menulis, pada awal tahun 1990-an sistem politik Italia gonjang- ganjing karena skandal korupsi menjerat para elite politik. Akibat pengusutan skandal korupsi, parpol-parpol besar dan para tokohnya lenyap. Dan, Berlusconi muncul dengan tawaran lain.

Berlusconi muncul pada saat rakyat bosan dengan nama-nama, seperti Liberal, Sosialis, Kristen Demokrat, atau Sosial Demokrat. Ia muncul dengan partai baru: Forza Italia (Majulah Italia)! Lahirlah bentuk baru politik, genre baru politik di Italia yang menyimpang dari ”tradisi” perpolitikan di negeri itu. Tampilnya Berlusconi melahirkan bahasa baru dalam politik yang berdasarkan pada budaya televisi, bola, dan serba konsumtif. Lewat tiga televisinya—Canale 5, Italia 1, dan Retequattro—serta televisi pemerintah, RAI, ia membangun citra.

Seorang wartawan Italia, Beppe Severgnini, menulis, ”Berlusconi adalah ’cermin’ Italia modern, tidak takut pamer, pencinta wanita dan bola, loyal kepada teman-temannya, menikmati pesta-pesta dan wisata. Ia menampilkan karikatur kehidupan Italia. Ia sendiri karikatur.”

Yang lebih menarik lagi, ia jatuh bukan karena alasan politik, bukan karena korupsi, dan berbagai skandal yang dituduhkan kepadanya, tetapi karena kekuatan pasar. Italia terjerat utang, 2,6 triliun dollar AS! Negara yang tercatat sebagai kekuatan ekonomi keempat terbesar di Eropa, kedelapan terbesar di dunia itu, bangkrut. Don Berlusconi pun mundur.

Padahal, ia pernah menjanjikan revolusi pasar bebas yang akan membuat Italia menjadi dinamo di Eropa. Janji itu tak terwujud. Ia malahan memberikan andil bertumbuhnya budaya penghindaran pajak dan kroniisme yang mendorong hilangnya kepercayaan pasar. ”Malang nian dia,” tulis Massimo Franco, kolumnis ekonomi koran Corriere della Sera, ”jangan-jangan ia akan dikenang karena prostitusi dan uangnya. Karena janji membuat Italia lebih baik tidak pernah terwujud”.

Ya, La commedia è finita! Hallelujah!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com