Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Pertimbangkan Ekspor Uranium ke India

Kompas.com - 15/11/2011, 12:42 WIB
Dahono Fitrianto

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengusulkan kepada partainya, Partai Buruh, untuk mencabut larangan ekspor uranium ke India. Menurut Gillard, penjualan bahan baku nuklir itu ke India akan berdampak positif bagi ekonomi Australia.

"Menurut saya, waktunya sudah tiba bagi Partai Buruh untuk mengubah posisinya. Menjual uranium ke India akan bagus bagi perekonomian Australia dan membuka lapangan kerja di Australia," tutur Gillard dalam konferens pers di Canberra, Australia, Selasa (15/11/2011). Gillard juga menuliskan pendapatnya itu dalam artikel di harian The Sydney Morning Herald edisi Selasa.

Australia melarang ekspor uranium ke India setelah Partai Buruh berkuasa pada 2007. Alasan pelarangan itu adalah India belum menandatangani Traktat Nonproliferasi Senjata Nuklir (NPT). Australia sudah berulangkali mendesak India untuk segera menandatangani NPT.

Akan tetapi, kata Gillard, syarat penandatanganan NPT oleh India itu gugur setelah AS dan India menandatangangi Perjanjian Nuklir Sipil pada 2005. Dalam perjanjian itu, India berjanji akan memisahkan antara fasilitas nuklir untuk keperluan sipil dan militer, dan bersedia menaati panduan keselamatan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"Perjanjian itu secara *de facto* mencabut larangan internasional untuk bekerja sama dengan India di bidang ini. Jika kami tidak mau menyesuaikan, artinya Australia hanya akan prihatin tanpa dapat hasil apa-apa," tutur Gillard.

Meski tak menggunakan energi nuklir di dalam negeri, Australia tercatat sebagai produsen uranium terbesar ketiga di dunia setelah Kazakhstan dan Kanada.

Setiap tahun, Australia mengekspor sedikitnya 9.600 ton konsentrat uranium oksida senilai 1,1 miliar dollar Australia (sekitar Rp10 triliun). Uranium itu diekspor ke AS, China, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa, semua dengan syarat ketat tak boleh digunakan untuk keperluan militer.

Pihak Partai Konservatif Australia sudah sejak lama mendesak pencabutan larangan ekspor uranium ke India ini. Meski demikian, Gillard saat ini harus menghadapi tentangan dari dalam partainya sendiri dan Partai Hijau, partai anggota koalisi pemerintah.

Padahal, Gillard sangat membutuhkan dukungan Partai Hijau Australia (Australian Green) dan menjaga keutuhan partainya untuk menjaga koalisi yang unggul tipis dibanding kelompok konservatif yang menjadi oposisi di parlemen.

Ketua Partai Hijau Bob Brown berpendapat, mengekspor uranium ke India hanya akan menambah perlombaan senjata nuklir. "India adalah negara yang memiliki rudal jarak menengah dan sedang membangun kapal-kapal selam nuklir yang mampu membawa senjata nuklir," tutur Brown kepada Radio ABC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com