KOMPAS.com - Sejatinya, hubungan diplomasi antara Republik Irlandia dan Vatikan sempat meradang. Pasalnya, Irlandia menuduh Vatikan menghalang-halangi penyelidikan kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan Gereja Katolik Irlandia.
Juli lalu, Perdana Menteri Irlandia Enda Kenny memang menuding Vatikan terkait kasus itu. Menurut Kenny, kemudian, kasus pelecehan seksual itu diuga melibatkan sejumlah pastor. Lantaran tudingan itulah, Vatikan memanggil pulang duta besarnya dari Irlandia.
Tapi, nyatanya, putusnya hubungan diplomatik kedua negara bukan berlandaskan hal tersebut. Menurut warta AP dan AFP pada Jumat (4/11/2011), sebagaimana pernyataan Menteri Luar Negeri Irlandia Eamon Gilmore, penutupan Kedutaan Besar (Kedubes) Irlandia di Vatikan gara-gara krisis keuangan. "Kami memotong sejumlah anggaran sebagai target yang telah diputuskan oleh Uni Eropa dan IMF," katanya sembari membantah kalau penutupan itu berkaitan dengan kasus pelecehan tadi.
"Hal itu bukan termasuk bagian dari pertimbangan (menutup kantor kedutaan di Vatikan)," imbuh Eamon Gilmore.
Terbesar
Alhasil, keputusan pemerintah Irlandia ini disesalkan oleh pemimpin Gereja Katolik di negara tersebut. "Saya harap keputusan hari ini dikaji lagi sesegera mungkin dan persolaan ini bisa dibicarakan dalam pertemuan antara Gereja dan Negara berikutnya," kata Pemimpin Gereja Katolik Irlandia Kardinal Sean Brady.
Republik Irlandia adalah salah satu negara dengan penganut Katolik terbesar di dunia. Negara itu merupakan salah satu negara pertama yang membuka hubungan diplomatik dan menempatkan kantor perwakilannya di Vatikan pada 1929. Namun demikian, krisis ekonomi memaksa Irlandia menutup kantor kedutaan besarnya di Vatikan.
Selain menutup kantor perwakilan di Vatikan, negara itu juga menutup kantor kedutaannya di Timor Leste dan Iran. Irlandia mengatakan penutupan kantor kedutaan di tiga negara itu mampu menghemat pengeluaran hingga 1,7 juta dollar AS.