Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai Makan Daging Berpenyakit

Kompas.com - 31/10/2011, 16:45 WIB
Roderick Adrian Mozes

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari Minggu (6/11/2011) mendatang umat Muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1432 Hijriah atau Hari Raya Kurban. Seperti biasa, Idul Adha akan disertai dengan acara pemotongan hewan kurban dan dagingnya akan dibagikan kepada masyarakat.

Perayaaan Idul Adha menjadi sumber rejeki bagi para penjual hewan kurban. Karena pada saat-saat seperti inilah mereka bisa menjual puluhan ekor sapi dan ratusan ekor kambing.

"Tiap tahun sudah pasti saya menjual 40 ekor sapi, itu standar, dan gak pernah bersisa, kata Narno, salah seorang penjual hewan kurban saat ditemui KOMPAS.com di daerah Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (31/10/2011).

Menurut pria asal Wonogiri ini, harga seekor sapi berkisar pada Rp 16 juta hingga Rp 20 jutaan. Sedangkan kambing berkisar pada Rp 1,6 juta hingga Rp 3 jutaan. Penjualan hewan kurban memang menjadi bisnis tahunan yang menggiurkan.

Dari data Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, kebutuhan hewan kurban tahun ini diperkirakan kurang lebih sama dengan pemotongan hewan kurban tahun 2010/1431 H yaitu sebanyak kurang lebih sapi 8.000 ekor, kerbau 200 ekor, kambing 30.000 ekor dan domba 1.500 ekor.

Jumlah hewan kurban yang cukup banyak inilah riskan dengan adanya hewan kurban yang sakit. Untuk itu, demi menjamin kualitas daging hewan kurban Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di sejumlah penampung yang berada di Kemayoran, Kalideres dan Cipayung.

"Pemeriksaan yang kita lakukan adalah pengambilan contoh darah sebelum hewan dipotong (antemortem). Nah pemeriksaan yang lebih mendalam dilakukan ketika hewan telah dipotong (postmortem) di mana dari situ kita bisa melihat kondisi daging, apakah ada cacing atau penyakit lain yang bisa mengganggu kesehatan," kata Budi Santoso, petugas lapangan pemeriksaan kesehatan hewan.

Pemeriksaan antemortem, tambah Budi, dimaksudkan untuk melihat kesehatan hewan secara fisik, apakah nafsu makannya baik, kondisi kesehatan, dan ada tidaknya penyakit anthrax. "Kita hanya ingin jangan sampai masyarakat memakan daging kurban yang berpenyakit," tambahnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com