Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Desa Berkeluh Via SMS

Kompas.com - 31/10/2011, 15:01 WIB

HAMPIR semua orang di desa Londhiya di India tengah punya keluhan. Mulai dari listrik hanya nyala tiga jam sehari. Jalanan berlubang. Uang pensiunan yang telat datang. Hingga, program makan siang sekolah yang sering kekurangan persediaan makanan.

Warga desa mengatakan, mereka telah mengirim sejumlah surat, menelepon pihak pemerintah untuk menyampaikan keluhan hingga menunggu di luar kantor-kantor pejabat demi mendapatkan bantuan. Namun tidak pernah mereka mendapatkan tanggapan. "Semua keluhan kami diabaikan pemerintah," kata Mukesh Chandravanshi, 30 tahun, seorang petani, seperti dikutip  Washington Post, Senin 31/10/2011).

Sekarang sebuah pesan teks sederhana melalui telepon seluler memungkinkan hubungan yang lebih langsung untuk berkomunikasi antara para warga desa dan pemerintah. Sistem itu dikembangkan oleh para aktivis. Dengan sistem tersebut para pejabat lokal dan sebuah perusahaan teknologi informasi dapat memastikan bahwa keluhan segera diketahui dan bahwa penduduk secara teratur menerima perkembangan tentang bagaimana dan kapan masalah mereka akan tertangani.

Sistem tersebut telah diluncurkan di dua kabupaten di dua negara bagian. Sistem itu diharapkan bisa mengurangi kemungkinan bahwa masalah akan diabaikan oleh pejabat yang bertanggung jawab, demikian menurut para pengembangnya. Teknologi tersebut tidak menjamin sebuah solusi, tetapi itu bisa mengubah pola hubungan antara warga dan pemerintah dalam birokrasi yang sedemikian bengkak serta dilanda korupsi dan sikap apatis, kata para analis.

"Saat ini, di saku semua orang desa ada telepon selular. Jika kami bisa mengubah ini menjadi sebuah saluran langsung ke pemerintah, kami akan memiliki kekuatan untuk menyampaikan keluhan dan didengarkan," kata Shafique Khan, seorang koordinator lapangan untuk program itu, yang dinama Samadhan, atau resolusi, saat dia menunjukkan bagaimana menggunakan sistem itu kepada penduduk desa yang tengah duduk di bawah pohon asam.

Melalui Samadhan, orang dapat masuk ke sebuah website untuk melihat di mana paling banyak masalah dan penundaan terjadi dan menilai kinerja pejabat di daerah tersebut. Data itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi hambatan sistemik dalam layanan pemerintah.

Washington Post melaporkan, bulan ini, program yang didukung oleh kampanye Millennium Development Goals PBB itu,  telah menerima 530 pengaduan melalui pesan teks. Keluhannya antara lain  "pompa tangan air sumur saya tidak berfungsi", "petugas kesehatan tidak ada" dan "jembatan desa telah runtuh saat hujan".

Kelompok-kelompok warga dan perusahaan-perusahaan IT semakin menggunakan teknologi crowdsourcing (kolaborasi teknologi dan platform yang membantu orang dan dunia usaha mendapat dukungan dari indiviud-individu dalam membentuk produk, jasa, atau bentuk dukungan lain, yang bahkan mungkin bantuan dalam proses pemasaran produk atau layanan kepada komunitas yang sama) untuk membantu pemerintah jadi lebih efisien, memberdayakan orang dan bahkan memobilisasi demonstran. Ponsel yang kini ada mana-mana, di India ada sekitar 750 juta pengguna, dan platform internet open-source sedang dikerahkan untuk memastikan bahwa sampah diambil tepat waktu, atau untuk melacak suap dan membantu orang belajar bahasa Inggris, mencari pekerjaan dan melaporkan pelecehan seksual di jalan-jalan.

"Akses ke teknologi mengubah idiom demokrasi kita, dan ponsel merupakan sebuah metafora bagi perubahan ini," kata Shiv Visvanathan, seorang antropolog sosial di Dhirubhai Ambani Institute of Information and Communication Technology di Gandhinagar. "Orang-orang menuntut akuntabilitas pemerintah. Dan kecepatan pelayanan merupakan kunci."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com