DEN HAAG, KOMPAS.com — Partai untuk Kebebasan PVV, pimpinan politikus anti-Islam, Geert Wilders, minta Menteri Luar Negeri Belanda Uri Rosenthal bertindak lebih tegas dalam masalah Papua. Belanda wajib membantu rakyat Papua karena berutang secara moral. Demikian disampaikan PVV.
Menurut Wim Kortenoeven, anggota parlemen dari Partai untuk Kebebasan PVV, ada dua alasan. Pertama, rakyat Papua korban rezim penindas. Mereka hanya meminta pengertian atas keinginan mereka, yakni otonomi. "Itu tidak aneh melihat posisi mereka di Indonesia," kata Kortenoeven seperti dikutip Radio Nederland, Rabu (26/10/2011).
Kedua, tahun 1963, Belanda memberikan beberapa janji politik kepada Papua terkait kemerdekaan. Belanda bahkan membantu merancang bendera untuk Papua, yaitu bendera Bintang Kejora.
PVV prihatin dengan nasib rakyat Papua dan merasa wajib membantu rakyat Papua melihat hubungan panjang Belanda-Papua. Sayang, janji-janji itu tidak pernah ditepati.
Kortenoeven menambahkan, Papua secara paksa digabung dalam NKRI, walaupun itu bukan keinginan rakyat. "Karena itu, kami menganggap mereka berhak menuntut otonomi," ujar Kortenoeven.
PVV ingin agar Uri Rosenthal turun tangan, yaitu dengan membahas masalah ini dengan rekan sejawatnya dari Indonesia. Dalam pembicaraan itu, Menlu Belanda harus mengangkat isu-isu berikut.
Rakyat Papua tidak lagi boleh dianiaya seperti terjadi sekarang. Penindasan harus berhenti. Papua harus diberi kesempatan untuk bebas berbicara. Pengibaran bendera Bintang Kejora tidak lagi dilarang. Para pemimpin Papua yang ditangkap dalam protes pekan lalu harus dibebaskan.
Tidak sah
Menurut PVV, orang-orang itu ditangkap secara tidak sah. Para pemimpin itu ditahan karena memiliki pendapat politik tertentu. "Sebuah negara yang bersahabat dengan Belanda tidak boleh melakukan hal tersebut, dan memperlakukan warganya dengan sopan. Itu dasar persahabatan yang baik," kata Kortenoeven menjelaskan.
Belanda, khususnya Rosenthal, menurut anggota PVV ini, harus bersikap lebih tegas karena diplomasi diam-diam yang selama ini diterapkan sama sekali tidak berhasil.