Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulsel Ekspor Madu

Kompas.com - 20/10/2011, 02:45 WIB

MAKASSAR, KOMPAS - Setelah sukses mengekspor 1,5 ton komoditas hortikultura dan perikanan ke Singapura pada bulan lalu, Sulawesi Selatan memulai pengiriman perdana hasil hutan nonkayu ke luar negeri, Rabu (19/10). Sebanyak 72 ton getah pinus diekspor ke India dan Vietnam, sedangkan 1 ton madu dikirim ke Malaysia.

Ekspor getah pinus dilakukan oleh PT Adimitra Pinus Utama dan PT Rakindo Makmur Utama bekerja sama dengan Perusahaan Umum Perhutani dan Dinas Kehutanan Sulsel. Direktur Industri Perum Perhutani Heru Siswanto mengemukakan, produksi getah pinus di Tanah Air saat ini mencapai 95.000 ton per tahun. Sebanyak 10.000 ton di antaranya dihasilkan dari Sulsel.

Getah pinus yang telah diolah menjadi gondorukem itu dibeli eksportir seharga 1.000 dollar AS-1.100 dollar AS per ton. ”Produksi gondorukem harus terus dipacu karena permintaan ekspor tidak terbatas,” ungkap Heru. Sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan membutuhkan getah pinus untuk bahan baku pembuatan cat, kosmetik, dan parfum.

Kepala Dinas Kehutanan Sulsel Syukri Mattinetta mengatakan, pihaknya berupaya menggenjot pemanfaatan pohon pinus yang tersebar di lahan seluas 68.000 hektar. Saat ini pohon pinus yang telah diambil getahnya baru 30 persen dari lahan potensial tersebut. Itu pun terpusat di Sulsel bagian selatan, seperti Kabupaten Gowa, Bulukumba, dan Sinjai.

Tahun depan, pemanfaatan getah pinus akan dikembangkan di dataran tinggi, bagian utara Sulsel, antara lain Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, Luwu Utara, dan Luwu Timur. ”Apabila seluruh lahan sudah diolah, produksi getah pinus bisa 35.000 ton setahun,” kata Syukri.

Ekspor beras

Dalam kesempatan ini, Sulsel juga mengekspor perdana 1 ton madu ke Malaysia yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Usaha Bersama dan Platinum Excellence. Menurut Direktur Eksekutif Platinum Excellence Nor Hasimah Ibrahim, pihaknya membeli madu seharga 42 ringgit Malaysia per kilogram atau sekitar Rp 117.600 per kg.

Mappatoba Sila, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, yang meneliti pengolahan madu, mengemukakan, kawasan hutan tropis seluas 68.000 hektar yang menjadi habitat lebah hutan berpotensi menghasilkan 300 ton madu per tahun. Namun, hal itu belum dimanfaatkan masyarakat karena belum adanya kepastian pasar.

Sulsel juga melanjutkan kembali ekspor 1,5 ton buncis, cabai merah, ikan tenggiri, dan ikan tuna ke Singapura. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel mulai mengekspor 3.000 metrik ton beras premium ke Ghana. Menurut Kepala Dinas Pertanian Sulsel Lutfi Halide, pihaknya telah memiliki izin mengekspor 10.000 ton beras premium dari Kementerian Perdagangan (Kemdag). (RIZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com