KOMPAS.com - Lantaran merasa terganggu campur tangan pemerintah, Medecine Sans Frontières (MSF) memilih hengkang dari Thailand. Padahal, organisasi bantuan medis internasional itu sudah beroperasi 35 tahun lamanya di Negeri Gajah Putih.
Menurut warta AP dan AFP pada Kamis (6/10/2011), MSF mengatakan pemerintah Thailand tidak memberikan izin kepada mereka untuk memberikan fasilitas kesehatan kepada migran yang tidak memiliki dokumen resmi dan kepada mereka yang rentan. "Kami menghadapi kesulitan besar dengan pihak berwenang untuk menemukan strategi yang bisa diterima mereka," kata kepala misi MSF di Thailand Denis Penoy.
"Sebelumnya kami dipaksa menutup salah satu klinik swasta yang kami jalankan dan terpaksa menutup klinik lainnya," tambahnya.
Oleh karena itu MSF memutuskan untuk menarik diri sepenuhnya dari Thailand. "Kami tidak akan melakukan kegiatan dan kami tidak akan mempunyai wakil di Thailand," demikian tegas Penoy.
Organisasi itu mengatakan Juni lalu mereka dipaksa menutup dua proyek yang mengurus sekitar 50.000 ribu migran gelap terutama dari Myanmar. Diperkirakan lebih dari satu juta migran di Thailand tidak memiliki akses kesehatan.
Penoy mengatakan pihak berwenang di Samut Sakhon, di pinggiran ibu kota Bangkok memerintahkan kepada klinik MSF untuk hanya melakukan kegiatan pencegahan dan bukan merawat pasien umum.