Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak: Khadafy Sudah Terkepung

Kompas.com - 27/08/2011, 03:18 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Seorang menteri di Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) mengatakan, Jumat (26/8/2011), pasukan pemberontak mengepung sebuah daerah di Tripoli, tempat Moammar Khadafy dan rombongannya bersembunyi.

Ia mengatakan, pemberontak mengawasi keberadaan orang-orang itu sebelum berusaha menangkap mereka.

"Daerah tempat ia kini berada telah dikepung," kata Menteri Kehakiman Mohammed al-Alagi kepada Reuters. "Pemberontak mengawasi daerah itu dan sedang mengurusnya."

Alagi, seorang pengacara yang mengatakan bahwa ia datang ke Tripoli untuk membentuk "otoritas hukum" baru, menolak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai keberadaan Khadafy.

Sejumlah pejabat lain mengatakan, mereka yakin tokoh kuat Libya yang telah jatuh itu bersembunyi di daerah Abu Salim di Tripoli selatan, sebuah daerah yang dilanda bentrokan-bentrokan dalam beberapa hari ini.

Pemberontak menyatakan sebelumnya pada pekan ini bahwa mereka berpendapat, Khadafy telah tersudut. Namun, laporan-laporan ini kemudian terbukti tidak tepat atau terlalu dini.

Pemimpin Libya yang berkuasa puluhan tahun itu kini menjadi buron, hidup atau mati. Para pengusaha Libya menawarkan hadiah 2 juta dinar atau 1,67 juta dollar AS (setara Rp 14 miliar) bagi penangkapan Moammar Khadafy, hidup atau mati. Demikian dikatakan ketua kelompok pemberontak NTC, Rabu.

"NTC mendukung prakarsa pengusaha yang menawarkan hadiah 2 juta dinar bagi penangkapan Moammar Khadafy, hidup atau mati," kata ketua NTC Mustafa Abdel Jalil di Benghazi.

Abdel Jalil, mantan menteri kehakiman Khadafy yang membelot setelah meletusnya pemberontakan pada pertengahan Februari, juga menawarkan amnesti kepada "anggota-anggota lingkaran dekat (Khadafy) yang membunuhnya atau menangkapnya".

"Khadafy telah memainkan politik adu domba di daerah-daerah ini dengan mengatakan kepada penduduk bahwa pemberontak akan datang dan mengambil wanita serta uang mereka. Mereka tidak boleh memercayai kebohongan yang dibuat penguasa kejam ini," katanya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com