Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Peringatkan Ekspansi Militer China

Kompas.com - 25/08/2011, 12:41 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pentagon mengeluarkan sejumlah peringatan terbaru, Rabu (24/8/2011), tentang ekspansi militer China yang bisa memicu ketegangan baru dan kesalahpahaman yang berbahaya.

"Langkah dan cakupan investasi berkelanjutan militer China telah memungkinkan negara itu mengejar kemampuan-kemampuan yang kami yakin berpotensi untuk mendestabilisasi keseimbangan militer kawasan, meningkatkan risiko kesalahpahaman dan salah perhitungan serta bisa berkontribusi pada ketegangan dan kecemasan regional," kata Deputi Asisten Menteri Pertahanan untuk Asia Timur, Michael Schiffer.

"Kemampuan-kemampuan tersebut bisa meningkatkan opsi Beijing untuk menggunakan kekuatan militer demi mendapatkan keuntungan diplomatik, mengutamakan kepentingannya atau menyelesaikan sengketa militer menurut kesukaannya."

Survei tahunan tentang isu-isu pertahanan dan keamanan yang mencakup China menghasilkan sebuah litani keprihatinan jangka pendek dan berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir. Laporan-laporan terakhir berfokus pada pengeluaran yang secara keseluruhan meningkat pada militer; penyempurnaan rudal balistik dan rudal anti-kapal; transparansi yang kurang terkait anggaran dan kapasitas militer; dan peningkatan pengeluaran pada upaya untuk meretas komputer militer AS.

Sebuah tema yang konsisten dalam laporan-laporan itu adalah ancaman potensial akibat pertumbuhan militer negara Komunis itu terhadap stabilitas kawasan, dan khususnya bagi Taiwan.

Sebuah laporan rahasia telah disampaikan ke Kongres dan sebuah versi setebal 83-halaman telah dibuka ke publik. Anggota Kongres dari Partai Republik, Howard P "Buck" McKeon, yang juga ketua Komite Angkatan Bersenjata Kongres,  mengatakan, Kongres "akan meninjau penilaian itu secara lebih rinci" dalam beberapa minggu mendatang. Namun ia mencatat dua hal menonjol dalam laporan itu.

"Pertama, kegigihan Beijing dan kemampuan militer, khususnya kemampuan China untuk menolak akses ke Pasifik barat, merupakan kekhawatiran yang meningkat, tidak hanya bagi Amerika Serikat tetapi juga bagi tetangga China, yang menyebabkan perubahan dalam postur aktor militer regional," kata anggota Kongres asal California itu dalam sebuah pernyataan. "Ini memiliki konsekuensi signifikan bagi keamanan dan stabilitas kawasan.

"Kedua, China dengan jelas yakin bahwa negara itu dapat memanfaatkan krisis keuangan global, menggunakan ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat sebagai jendela kesempatan untuk memperkuat kepentingan ekonomi, diplomatik, dan keamanan China," katanya. "Oleh karena itu, keamanan di Pasifik bisa lebih membahayakan jika sekutu regional kami juga percaya bahwa Amerika Serikat akan mengorbankan kehadiran dan kemampuan militer AS dalam upaya untuk mengontrol pengeluaran," kata McKeon. "Ini merupakan hasil yang tidak dapat diterima di suatu wilayah sepenting itu di dunia."

Laporan Pentagon itu menyebut upaya-upaya baru untuk berbagi informasi militer dengan Beijing, dan Petangon memuji China untuk keterlibatan internasionalnya di berbagai bidang seperti bantuan kemanusiaan dan bencana dan melawan bajak laut.  Namun AS terus menyuarakan keprihatinannya tentang peningkatan kemampuan militer China, termasuk pengujian pesawat jet tempur siluman, percobaan laut sebuah kapal induk yang dibeli dan dibangun kembali dan pengembangan kemampuan-kemampuan baru di  laut, di ruang angkasa dan online.

"Ada pertanyaan sangat serius, terkait tren secara keseluruhan dan cakupan dan skala usaha modernisasi militer China," kata Schiffer di Pentagon. "Saya tidak akan menempatkan itu hanya pada setiap platform tertentu atau satu sistem tertentu." Dia memperkirakan, China akan terus mengembangkan kapal induk yang dibeli dari Ukraina tahun 1998 dan kemampuan tempurnya, serta membangun kapal-kapal baru. "Kami berpikir China sedang melakukan upaya untuk membangun kapal induk sendiri," kata Schiffer. "Saya tidak berspekulasi tentang jumlah, tapi kemungkinan lebih dari satu, yang sedang dikembangkan di masa depan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com