Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Kan Janjikan Masa Depan Bebas Nuklir

Kompas.com - 07/08/2011, 11:43 WIB

 

HIROSHIMA, KOMPAS.com - Nama Hiroshima selalu identik dengan malapetaka yang disebabkan oleh senjata nuklir. Namun, pada peringatan 66 tahun jatuhnya bom atom pertama di Hiroshima, Jepang, Sabtu (6/8/2011), Perdana Menteri Jepang Naoto Kan menjanjikan Jepang yang bebas dari nuklir, tidak hanya dalam bentuk senjata, tetapi juga sebagai sumber energi listrik.

"Kecelakaan nuklir skala besar yang berlangsung lama telah memicu kebocoran radiasi, menyebabkan kekhawatiran serius, tidak saja di Jepang tetapi juga seluruh dunia," tutur PM Kan dalam sambutan di hadapan 50.000 hadirin di Taman Perdamaian Hiroshima.

"Saya akan mengurangi ketergantungan Jepang terhadap energi nuklir, yang bertujuan menciptakan masyarakat yang tak akan lagi bergantung pada pembangkitan energi nuklir," tandas Kan, yang mendapat tekanan politik untuk mundur karena dianggap kurang tangkas menangani kondisi pasca-bencana gempa dan tsunami, 11 Maret 2011.

Rakyat Jepang menghadapi dilema dalam hal kebutuhan energi setelah bencana tersebut menyebabkan krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi, yang menjadi bencana nuklir terbesar setelah Chernobyl, Rusia.

Pernyataan Kan tersebut didukung oleh Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui. "Teror radiasi yang berlangsung terus-menerus telah membuat orang hidup dalam ketakutan, dan merusak kepercayaan terhadap energi nuklir. Pemerintah Jepang harus segera merevisi kebijakan energinya, untuk mendapatkan kembali dukungan dan kepercayaan rakyat," ungkap Matsui.

Rakyat Hiroshima pada khususnya sadar betul tentang bahaya radiasi terhadap manusia. Pada 66 tahun yang lalu, warga Hiroshima menjadi manusia-manusia pertama yang merasakan kebiadaban energi nuklir.

Bom atom Little Boy dijatuhkan oleh pesawat pengebom B-29 "Enola Gay" milik Angkatan Udara AS dan meledak 600 meter di atas pusat kota Hiroshima, 6 Agustus 1945, pada pukul 08.15. Tak kurang dari 140.000 jiwa tewasm seketika atau beberapa hari hingga minggu kemudian karena paparan radiasi berdosis maut.

"Kita tak boleh melupakan malapetaka senjata nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, 66 tahun silam. Kita tak boleh membiarkan itu terjadi lagi," tandas Kan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com