Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Imigran, Australia Andalkan YouTube

Kompas.com - 02/08/2011, 18:16 WIB
KOMPAS.com - Rupa-rupanya, pemerintah Australia tak ingin kecolongan soal imigran. Makanya, Departemen Imigrasi Australia bakal menggunakan YouTube untuk mencegah masuknya lebih banyak imigran baru ke Benua Kanguru itu. 

Sebelumnya, seturut warta AP dan AFP pada Selasa (2/8/2011), ada 54 orang manusia perahu yang ditangkap pihak Australia bakal menjadi kelompok pertama yang akan dikirim ke Malaysia. Hal ini sesuai dengan perjanjian pertukaran pengungsi antara kedua negara.

Nah, rekaman soal imigran tadi yang diunggah ke YouTube itu ditujukan untuk komunitas pendatang seperti Iran, Irak, Afganistan, dan Sri Lanka. Tujuannya agar komunitas pendatang ini tidak mendukung kedatangan para manusia perahu itu.

"Kami tak ingin mereka mendanai, atau menyarankan keluarganya datang ke Australia dengan menggunakan perahu yang tak layak mengarungi lautan dengan penuh risiko untuk tiba di Australia," kata juru bicara Departemen Imigrasi Australia, Sandy Logan.

"Rekaman video di YouTube akan menjadi pesan yang sangat kuat agar tidak berurusan dengan para penyelundup manusia, menantang maut di lautan hanya untuk diterbangkan lagi ke Malaysia," lanjut Logan.

Logan mengatakan YouTube sudah tiga tahun terakhir ini digunakan untuk mengurangi arus kedatangan manusia perahu ke Australia.

Pemerintah Australia menggunakan dua saluran di YouTube yaitu "notopeoplesmuggling" dan "ImmiTv" berisikan 40-an video dalam delapan bahasa.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Julia Gillard, berusaha keras untuk mewujudkan perjanjian terkait manusia perahu ini dengan sejumlah negara Asia. Gillard berharap dengan menunjukkan bahwa pemerintah Australia bersikap tegas dalam urusan melindungi garis perbatasannya, dia akan mendapat dukungan di dalam negeri.

Akhir Juli lalu, Australia dan Malaysia menyepakati perjanjian tukar menukar pengungsi atau pencari suaka. Di bawah perjanjian dua negara itu, 800 manusia perahu pertama yang datang ke Australia akan diperiksa kemudian dikirim ke Malaysia dalam jangka waktu tiga hari setelah kedatangan mereka.

Mereka, kemudian akan ditempatkan di sebuah pusat transit di Malaysia selama 45 hari. Sementara, UNHCR memproses status pengungsi mereka.

Selanjutnya mereka akan direlokasi ke komunitas-komunitas lokal di Malaysia dan diberi akses pendidikan dan pekerjaan sebelum akhirnya ditempatkan di negara tujuan mereka.

Imbalannya, sebanyak 4.800 orang pengungsi yang saat ini berada di Malaysia dan tengah diproses UNHCR akan ditempatkan di Australia jika klaim mereka disetujui PBB.

Kelompok pertama manusia perahu yang akan diterbangkan ke Malaysia dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini atau awal pekan depan.

Pegiat HAM mengkritik perjanjian antara Australia dan Malaysia ini karena akan membuka kemungkinan perlakuan semena-mena untuk para pengungsi. Selain itu, cara yang ditempuh kedua negara ini tidak disarankan dalam konvensi PBB tentang pengungsi.  
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com