Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Penyadapan, Skandal PM Inggris

Kompas.com - 10/07/2011, 02:36 WIB

Asep SEtiawan

Skandal penyadapan yang diduga menimpa 4.000 selebriti, politisi, korban penculikan, keluarga tentara, sampai warga biasa bukanlah peristiwa media massa saja. Skandal ini telah mengguncang pemerintahan Inggris karena orang-orang yang terlibat ternyata memiliki hubungan dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Skandal itu berpusat pada tabloid mingguan News of the World. Tabloid yang berusia 168 tahun itu akan terbit terakhir kalinya pada Minggu, 10 Juli, ini.

Tabloid dengan tiras hampir 2,7 juta eksemplar yang terbit setiap hari Minggu itu memang banyak memuat skandal. Kali ini, skandalnya justru menyangkut tabloid itu sendiri. Paling tidak, menurut catatan polisi, penyadapan dan peretasan terhadap telepon rumah dan telepon genggam sudah terjadi sejak 2002.

”Spin doctor”

Skandal ini menyeret Perdana Menteri (PM) David Cameron karena pernah mempekerjakan mantan editor tabloid ini, Andy Coulson (43), sebagai direktur komunikasi kantor PM sebelum mundur Januari 2011.

Di titik singgung inilah diduga kasus penyadapan ini akan meledak jadi isu politik.

Di Inggris, seorang direktur komunikasi disebut juga sebagai spin doctor. Dia adalah orang yang bertanggung jawab atas citra perdana menteri di mata publik karena perpolitikan Inggris sangat tergantung pencitraan media.

Sebagai orang yang merekayasa citra perdana menteri, direktur komunikasi memiliki akses dan kekuasaan besar atas kabinet serta berperan menjinakkan media yang beroposisi. Dengan kata lain, ”spin doctor” adalah aktor yang berperan mempertahankan popularitas, yang merupakan andalan pemerintahan sekarang.

Coulson sendiri diperiksa polisi, Jumat (8/7), dengan tuduhan baru, yakni korupsi. Dia dituduh membayar polisi untuk mendapatkan informasi sensitif serta hasil sadapan telepon genggam. Coulson diduga tahu— bahkan terlibat—dalam penyadapan narasumber atau sumber berita yang diangkat sebagai berita utama. Dia juga disebut mengesahkan pembayaran kepada polisi yang jumlah totalnya mencapai 100.000 poundsterling, atau Rp 1,3 miliar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com