Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Meksiko Dieksekusi di AS

Kompas.com - 08/07/2011, 13:54 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Negara bagian Texas, Kamis, secara kontroversial melakukan eksekusi mati terhadap seorang warga Meksiko yang diabaikan hak konsuler. Eksekusi itu pun mengabaikan seruan penangguhan dari Gedung Putih dan pemerintah Meksiko.

Humberto Leal Garcia (38 tahun) merupakan satu dari 51 warga Meksiko yang berada dalam daftar hukuman mati di AS yang tidak pernah diberitahu seusai penangkapan bahwa mereka bisa mendapatkan bantuan hukum dari konsulat Meksiko. Pengabaian ini merupakan suatu pelanggaran terhadap konvensi Wina.

Seorang pejabat negara bagian Texas mengatakan, pria tersebut telah dieksekusi pada pukul 18.21 waktu setempat (atau pukul 06.21 WIB, Jumat) di Huntsville, sebuah penjara di Texas. Leal dipenjarakan di situ karena telah mempemerkosa dan membunuh seorang seorang gadis berusia 16 tahun pada tahun 1994.

Pihak Meksiko sudah lama memperotes kegagalan pemerintah AS dalam memberitahu konsulat negara itu ketika ada warganya ditangkap dalam sejumlah kasus kejahatan serius. Mahkamah Peradilan International menyatakan pada tahun 2004 bahwa AS telah melanggar traktak yang telah disetujuinya, bahkan AS gagal menggenapi sebuah undang-undang yang meminta pejabatnya untuk memberitahukan warga negara asing tentang hak-hak konsuler mereka.

Dalam sebuah intervensi yang jarang terjadi, Jaksa Agung AS mendesak Mahkamah Agung untuk memberikan kesempatan hidup bagi Leal, dengan alasan eksekusi itu dapat "merugikan" kepentingan AS. "Kasus ini berdampak pada kepentingan kebijakan luar negeri AS yang lebih tinggi," tulis Jaksa Agung AS, Donald Verrilli, dalam sebuah amicus singkat ke pengadilan pekan lalu. Eksekusi itu "akan berdampak serius bagi hubungan luar negeri Amerika Serikat, penegakan hukum serta kerjasama lainnya dengan Meksiko, dan kesempatan bagi warga negara Amerika yang bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan bantuan hukum dalam hal terjadi penahanan," tambah Verilli.  

Karena itu ia mendesak pengadilan untuk menunda eksekusi Leal hingga Januari sementara RUU mengenai hak konsuler terus dibahas di Kongres. Mahkamah Agung menolak permintaan untuk menunda eksekusi itu hanya sejam lebih sebelum Leal dihukum mati.

Menurut Human Rights Research, setidaknya 132 warga asing dari 34 negara terancam hukuman mati di AS. Tidak jelas berapa banyak yang ditolak akses konsulernya. Namun bukti-bukti menunjukan bahwa polisi tidak memberikan informasi kepada warga negara asing itu tentang hak mereka untuk mendapatkan bantuan konsuler. Hanya ada satu orang dari 26 warga negara asing yang dieksekusi di AS sejak tahun 1988 yang diberitahu hak-hak konsulernya pada saat penangkapan mereka, kata Human Rights Research.

Leal, yang menderita kerusakan otak, berkeras menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan pengacaranya berpendapat bahwa dia dihukum dengan bukti yang cacat. Pengacaranya mengatakan, gadis yang terbunuh itu berada di bawah pengaruh obat dan alkohol dan meninggal secara tak sengaja setelah terjatuh di batu ketika Leal mencoba untuk menolongnya setelah gadis itu diperkosa di sebuah pesta. Mereka juga berpendapat, tim pembela yang semula ditunjuk untuknya "sangat tidak memadai", bahkan salah satu pengacara itu dua kali diskors karena pelanggaran etika dan bahwa Leal akan menerima bantuan hukum jauh lebih baik jika ia diberikan hak konsuler.

"Dengan bantuan konsuler, Leal tidak akan dihukum, apalagi dihukum mati," kata pengacaranya, Sandra Babcock, sebelum eksekusi.

Dalam pernyataan terakhirnya, Leal mengatakan, "menyesal untuk semua yang telah saya lakukan" dan meminta keluarga korban untuk "memaafkan saya. Saya pantas menanggung resiko dalam kasus ini," kata petugas penjara yang mengutip Leal. "Biarlah ini berakhir dan selesai."

Leal orang ke-26 yang dieksekusi di Amerika Serikat tahun ini, dan yang ketujuh di Texas. Menurut Pusat Informasi Hukuman Mati AS, sebanyak 1.260 orang telah dieksekusi, dan sebanyak 471 di antaranya terjadi di Texas, sejak hukuman mati diberlakukan kembali pada tahun 1976.  Sementara itu, 3.248 orang saat ini masih menunggu untuk dihukum mati di negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com