Bangkok, Kompas
Wartawan Kompas,
”Saya tak ingin mengatakan ini kemenangan saya dan Partai Puea Thai. Namun, saya lebih mengartikan ini sebagai rakyat yang memberi saya kesempatan (untuk memimpin) dan saya akan laksanakan tugas sebaik mungkin untuk kepentingan rakyat,” kata wanita pengusaha berusia 44 tahun, disebut-sebut berwajah fotogenik, pendatang baru dalam politik, dan bungsu dari tujuh bersaudara Shinawatra ini kepada pendukungnya.
Dari penghitungan 94 persen suara, hasil yang didapat dari Komisi Pemilihan Umum Thailand menunjukkan bahwa Partai Puea Thai pimpinan Yingluck sudah meraih 261 dari 500 kursi parlemen. Jauh melebihi mayoritas yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan. Sementara partai berkuasa, Partai Demokrat, yang dipimpin PM Abhisit Vejjajiva, hanya meraih 162 kursi. Hari Minggu malam PM Abhisit juga sudah mengungkapkan pengakuan kekalahannya dengan menyatakan ia kini ”siap menjadi oposisi”.
Pemilu Thailand ini merupakan yang ke-26 sejak negeri ini menjadi negara demokrasi pada tahun 1932, mengakhiri tujuh abad pemerintahan monarki absolut. Sejak itu 17 konstitusi dijalani Thailand dan terjadi 18 kudeta militer—terakhir terjadi tahun 2006, yang melengserkan pebisnis telekomunikasi Thaksin, dengan partainya, Thai Rak Thai, dari kursi PM. Thaksin kabur dan dijatuhi vonis penjara dua tahun in absentia. Kini ia hidup di pengasingan di Dubai, Uni Emirat Arab.
Partai Puea Thai, yang baru dibentuk tahun 2008 dan saat ini dipimpin adik Thaksin, Yingluck, disebut-sebut sebagai jelmaan baru Partai Thai Rak Thai. Thai Rak Thai adalah satu-satunya partai yang berhasil memenangi pemilu dua kali berturut-turut dalam sejarah, tahun 2001 dan 2005. Thai Rak Thai dibubarkan oleh pengadilan setelah kudeta militer 2006 dengan tuduhan kecurangan.