Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Siapkan Perang Besar

Kompas.com - 19/06/2011, 14:58 WIB

KHARTOUM, KOMPAS.com — Sudan diduga sedang menyiapkan serangan besar-besaran dengan menumpuk senjata berat di ibu kota negara bagian utara yang kaya minyak. Dugaan itu berdasarkan foto-foto satelit yang didapat Satellite Sentinel Project (SSP), Sabtu  (18/6/2011).

"Tampaknya gambar baru dari SSP, mengonfirmasikan bahwa Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) menguasai kota Kadugli, ibu kota Kordofan Selatan.

SSP menggabungkan foto-foto satelit dengan laporan di lapangan untuk memantau lebih dini kekerasan di Sudan. Data terbaru menunjukkan setidaknya 89 kendaraan militer ditempatkan di Kadugli. Itu belum termasuk truk angkut amunisi, kendaraan ringan, dan artileri.

Foto-foto itu juga menunjukkan sebuah kamp berisi setidaknya 300 tempat penampungan sementara berada sekitar markas pasukan penjaga perdamaian PBB di utara Kadugli. Itu menjadi bukti ribuan warga sipil yang tidak lagi memiliki tempat tinggal.      

"Gambar-gambar itu mendukung laporan-laporan dari lapangan bahwa tentara SAF tetap terlibat konflik dengan elemen Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) di Kordofan Selatan."      

"Foto-foto itu mengungkapkan bahwa penggelaran pasukan SAF sesuai dengan dokumen-dokumen PBB yang menunjukkan satu ofensif besar-besaran SAF akan segera dilakukan," demikian laporan SSP.      

Sudan Selatan akan menjadi negara baru pada 9 Juli nanti setelah mayoritas warganya memilih kemerdekaan pada referendum Januari lalu.

Namun masih ada masalah besar, yaitu menentukan garis perbatasan dan pembagian hasil minyak bumi negara penghasil minyak terbesar ketiga di Afrika itu.

Enam bulan setelah referendum yang berlangsung damai, tentara Sudan terlibat pertempuran sengit dengan SPLA. Pertempuran itu menyebar hingga perbatasan kedua wilayah, termasuk Kordofan Selatan.  Para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Seikat Barack Obama dan Sekjen PBB Ban Ki-moon, menyerukan gencatan senjata segera. Para pemimpin gereja Sudan dan aktivis mengatakan aksi tentara Sudan merupakan bagian dari kebijakan pemerintah melakukan "pembersihan etnik" tehadap warga etnik Nuba yang mendukung SPLA dalam perang saudara tahun 1983-2005. Khartoum membantah keras tuduhan-tuduhan itu dan menegaskan pihaknya melindungi warga-warga sipil.      

Para saksi mata menyebut terjadi aksi teror dan pembunuhan di Kadugli. Pasukan pemerintah mencari pendukung pasukan selatan dari rumah ke rumah, lalu mengeksekusi mereka.  Konflik itu sejauh ini menyebabkan lebih dari 60.000 orang, termasuk 30.000 anak-anak mengungsi, menurut perkiraan PBB.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com