Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Purbakala Banda Aceh Tak Terurus

Kompas.com - 07/06/2011, 03:22 WIB

Banda Aceh, Kompas - Situs purbakala di kawasan Kota Banda Aceh kuno dalam kondisi terbengkalai. Makam-makam kuno peninggalan masa Kerajaan Aceh yang dibuat sekitar abad ke-17 dan ke-18 berserak tak terurus. Sebagian besar batu nisan berkaligrafi musnah terbawa tsunami atau diambil orang.

Di Kampung Pande, Kecamatan Kutaraja, salah satu kampung terdekat muara Krueng Aceh yang diduga awal mula Banda Aceh, saat ini ada tiga kompleks makam kuno. Semua tak terawat. Manuskrip batu nisan berserakan dan tak diketahui lagi posisi awalnya.

Sementara di kompleks makam Tengku Dikandang, dari ratusan batu nisan, kini tak lebih dari 50 yang tersisa. Itu pun sebagian tak utuh atau terbelah. Rumput ilalang tumbuh subur.

Sebuah papan tertulis ”Kompleks Makam Tuan Dikandang” dibuat Balai Pelestarian Peninggalan Purbakalan Wilayah Kerja Aceh dan Sumatera Utara. Namun, nyaris tak ada upaya pelestarian, termasuk penjelasan sejarah makam.

”Sejak tsunami, kondisinya kurang menarik lagi. Dulu paling tidak sebulan sekali ada yang datang. Umumnya peneliti dari Eropa, Aceh Besar, atau Medan. Sekarang lima bulan pun tak ada yang datang,” kata M Zaini (56), petugas kebersihan makam Tuan Dikandang, Senin (6/6).

Di kompleks makam kuno lain, yaitu makam Putro Ijoe dan Raja Kampung Pande, kondisinya tak jauh berbeda. Kompleks makam itu nyaris tak kelihatan karena tertutup kawasan permukiman baru yang dibangun seusai tsunami. Tak ada penjelasan tentang sejarah dan perihal makam. Menurut Zaini, tulisan kaligrafi pada nisan mempunyai pesan dan teks sejarah yang berguna.

Wakil Gubernur Aceh M Nazar mengatakan, dalam APBD Aceh 2011 sudah diprogramkan upaya pelestarian peninggalan budaya. Pemerintah Aceh akan mengumpulkan lagi peninggalan-peninggalan kuno, baik teks naskah maupun batu nisan.

”Tidak hanya di Banda Aceh saja, namun yang tersebar di seluruh wilayah Aceh. Kami berharap pemerintah pusat juga turut membantu upaya ini,” kata dia. (HAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com