KOMPAS.com — Serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Minggu (29/5/2011) membuat berang Presiden Afganistan Hamid Karzai. Pasalnya, serangan yang menewaskan sedikitnya 14 orang di kawasan selatan Afganistan itu justru membunuh banyak penduduk sipil. "NATO tak diizinkan menyerang perumahan milik warga sipil," begitu kata Karzai.
Menurut Karzai, jika melanggar, NATO berisiko menjadi pasukan pendudukan. Dalam hemat Karzai lalu, dia sudah berkali-kali mengingatkan hal tersebut. "Ini peringatan terakhir," imbuhnya.
"NATO harus mengetahui bahwa serangan udara terhadap perumahan Afganistan tidak diizinkan dan warga Afganistan sudah tidak dapat menerimanya lagi," kata Karzai dalam konferensi pers di Kabul seolah mengisyaratkan dirinya bakal "cerai" dengan NATO.
"Jika mereka tidak menghentikan serangan udara terhadap perumahan warga Afganistan, maka kehadiran mereka di Afganistan dipandang sebagai pasukan pendudukan dan hal ini berlawanan dengan keinginan rakyat Afganistan," katanya.
Serangan udara pada hari Minggu, yang menargetkan pasukan perlawanan di provinsi Helmand, mengenai dua rumah warga sipil. Para pejabat Afganistan mengatakan bahwa semua korban yang tewas adalah perempuan dan anak-anak. NATO meminta maaf atas serangan udara tersebut.
Seorang jenderal senior NATO menyatakan bahwa prioritas utamanya adalah mencegah jatuhnya korban sipil, dan pihaknya akan menangani hal ini dengan sangat serius. NATO mengatakan, serangan udara dilakukan setelah seorang anggota Marinir AS tewas dan lima anggota pasukan perlawanan berlindung di sebuah kompleks di daerah Nazwad dan melanjutkan penyerangan. Sembilan warga sipil tewas dalam serangan terhadap kompleks tersebut.